Mohon tunggu...
Nazwa Sindi Khaulia
Nazwa Sindi Khaulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya seorang mahasiswi aktif di UNS, saya kelahiran bulan Agusstus 2005, hobi saya berolahraga dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental yang Dialami oleh Anak Pertama

7 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 7 Desember 2024   21:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak pertama sering kali dianggap sebagai "pionir" dalam sebuah keluarga. Mereka adalah yang pertama kali merasakan pengalaman menjadi anak, dan sering kali dihadapkan pada harapan dan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan adik-adik mereka. Hal ini menciptakan dinamika yang unik dalam kehidupan mereka, baik dalam aspek emosional, psikologis, maupun sosial. Dalam tulisan ini, saya akan membahas bagaimana kesehatan mental anak pertama dapat terpengaruh oleh berbagai faktor, serta memberikan gambaran tentang tantangan dan strategi untuk mendukung mereka.

1.Peran Anak Pertama dalam Keluarga

Sebagai anak pertama, mereka biasanya menjadi pusat perhatian yang utama bagi orang tua. Orang tua sering kali memberikan perhatian ekstra, terutama karena mereka belum memiliki pengalaman dalam mengasuh anak. Di sisi lain, anak pertama juga cenderung merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam keluarga, yang bisa berdampak pada perkembangan kesehatan mental mereka.

Peran anak pertama sering kali mengarah pada harapan-harapan yang lebih tinggi, baik dalam hal prestasi akademik, moralitas, maupun tanggung jawab. Mereka juga sering dihadapkan pada ekspektasi untuk menjadi panutan bagi adik-adiknya. Ini bisa menyebabkan rasa tertekan yang besar, karena mereka merasa harus selalu tampil sempurna dan tidak boleh membuat kesalahan. Dalam banyak kasus, tekanan ini bisa menumbuhkan kecemasan dan stres yang mengganggu kesehatan mental mereka.

2. Tekanan untuk Sempurna

Banyak anak pertama yang merasa bahwa mereka harus menjadi contoh yang baik, baik untuk orang tua maupun adik-adik mereka. Harapan orang tua yang tinggi, meski sering kali datang dari niat baik, sering kali berujung pada beban psikologis yang cukup berat. Anak pertama sering kali merasa bahwa mereka tidak boleh membuat kesalahan, yang mengarah pada perfeksionisme. Perfeksionisme ini sering kali berdampak buruk pada kesehatan mental, karena mereka akan selalu merasa tidak cukup baik, bahkan ketika mereka sudah berusaha sebaik mungkin.

Beberapa studi menunjukkan bahwa anak pertama cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan adik-adik mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakpastian dan tekanan yang mereka hadapi dalam upaya untuk memenuhi harapan orang tua. Anak pertama juga sering kali merasa cemas tentang masa depan mereka, baik dalam hal karier, hubungan sosial, maupun kehidupan pribadi.

3. Tanggung Jawab yang Berat

Anak pertama sering kali diberikan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan adik-adik mereka. Mereka diharapkan untuk menjadi "pembantu" bagi orang tua, membantu mengurus rumah, atau bahkan menjaga adik-adik mereka. Meskipun ini bisa menjadi pengalaman yang membentuk karakter dan memberikan rasa tanggung jawab, hal ini juga bisa menjadi beban emosional yang berat.

Tanggung jawab yang besar ini, terutama ketika diimbangi dengan tuntutan akademik dan sosial, dapat menyebabkan stres. Anak pertama mungkin merasa kewalahan, terutama jika mereka belum diajarkan cara untuk mengelola stres dan beban yang mereka rasakan. Dalam jangka panjang, perasaan tertekan ini bisa berujung pada masalah kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan.

4.Isolasi Sosial dan Perasaan Terasing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun