Kelestarian Budaya Tradisional di Tengah Modernitas

Halo teman-teman semua, teman-teman pasti sudah tidak asing lagi jika mendengar Baduy atau suku Baduy. Teman-teman penasaran tidak sih bagai mana  bagaimana keadaan dan keseharian warga suku Baduy sehari-hari?, Nah, di sini kita akan menjelaskan atau mendeskripsikan tentang keadaan dan keseharian masyarakat suku Baduy ini kepada teman-teman semua. Dan penjelasannya sebagai berikut.

Suku Baduy adalah salah satu suku yang berasal Banten. Suku Baduy dikenal sebagai suku yang menolak modernisasi dan sangat menjaga warisan adat serta tanah nenek moyang mereka.Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luas dan Baduy Dalam.

Baduy berasal dari suku Sunda asli dan telah ada sejak 5 abad lalu. mereka menetapkan satu wilayah keramat disebut "Tanah Kanekes" dan menamai diri mereka sebagai  "Orang Kajeroan" yang artinya Baduy Dalam. sekelompok masyarakat inilah yang memegang teguh kearifan lokal.

Orang Baduy luar tinggal di 5 kampung yang tersebar di berbagai wilayah kaki Gunung Kendeng, Sedangkan Orang Baduy Dalam tinggal di tiga kampung. Mungkin itu adalah salah satu alasan eratnya persaudaraan mereka.

Suku Baduy mempunyai rumah adat salah satunya yaitu, rumah adat Sulah Nyanda merupakan rumah adat yang ditinggali oleh Suku Baduy. Nama Sulah Nyanda sendiri terinspirasi dari bentuk atap bangunan rumah adat tersebut, Nyanda diartikan sebagai posisi perempuan yang baru saja melewati proses persalinan, yaitu posisi tidak tegak lurus dan bersandarkan. Terletak di dalam pegunungan, suku Baduy mendiami rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu ini. 

Aktivitas masyarakat suku Baduy umumnya berladang, bertani dan juga menenun. alamnya yang subur dan berlimpah mempermudah suku ini dalam menghasilkan kebutuhan sehari-hari. Berupa kopi, padi, dan umbi-umbian menjadi komoditas yang paling sering ditanam oleh  masyarakat Suku Baduy.