Mohon tunggu...
Nazwa Febry Savira
Nazwa Febry Savira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Saya tertarik dengan topik mengenai kesehatan dan juga sains.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stres dan Kortisol: Menelusuri Bahaya Stres Berkepanjangan

14 Juni 2023   09:14 Diperbarui: 14 Juni 2023   09:17 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stres. Sumber: Penulis

Kehidupan masa kini kerap diwarnai dengan kepadatan aktivitas, tekanan yang tinggi, dan tuntutan yang konstan sehingga dapat memicu seseorang mengalami stres. Stres umumnya dikaitkan dengan kondisi seseorang dengan rasa tegang dan cemas atau takut dan khawatir akan sesuatu.  

Sebagai mahasiswa, kita seringkali dihadapkan dengan tugas yang menumpuk, jadwal kuliah yang padat, ujian, dan perubahan kehidupan sosial yang cepat sehingga tidak sedikit mahasiswa mengalami stres dalam menjalani perkuliahan. 

Ketika kita mengalami stres, tubuh kita merespons dengan cara tertentu, dan salah satu hormon yang berperan penting dalam respons stres adalah kortisol. Kortisol, atau dikenal juga sebagai hormon stres, memainkan peran yang signifikan dalam tubuh kita. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih lanjut tentang kortisol dan bagaimana hubungannya dengan stres.

Mengenal Kortisol dan Hubungannya dengan Stres

Kortisol dan Stres. Sumber: Penulis
Kortisol dan Stres. Sumber: Penulis
Kortisol adalah hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal di dalam tubuh. Hormon ini sangat penting karena mempengaruhi banyak fungsi tubuh kita, termasuk sistem kekebalan, metabolisme, detak jantung, tekanan darah, dan respon stres. Kortisol diproduksi dalam jumlah yang berfluktuasi sepanjang hari, dengan puncak produksi biasanya terjadi pada pagi hari dan turun pada malam hari.

Ketika kita mengalami stres, kortisol dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai bagian dari respons "fight-or-flight" tubuh kita. Respons ini melibatkan serangkaian perubahan fisik dan biokimia yang membantu kita menghadapi situasi stresor. Peningkatan kortisol dalam darah meningkatkan suplai energi ke otot dan otak, meningkatkan fokus dan kewaspadaan, dan menghambat fungsi tubuh yang tidak mendesak, seperti sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres kronis atau stres yang berkepanjangan, produksi kortisol akan terus-menerus mengalami peningkatan. Produksi kortisol yang berlebih dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita. Berikut adalah beberapa dampak negatif kadar kortisol tinggi pada tubuh.

Dampak Kadar Kortisol Tinggi pada Tubuh


1. Gangguan Tidur

Salah satu dampak yang paling umum adalah gangguan tidur. Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat kita sulit tidur, mengalami insomnia, atau mengganggu kualitas tidur kita secara keseluruhan. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja kita sehari-hari.

2. Menurunkan Performa Kognitif dan Memori

Kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan memori kita. Stres kronis dapat menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengganggu ingatan jangka pendek, dan memperlambat kemampuan belajar baru.

3. Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Awalnya, kortisol dapat memberikan dampak positif pada sistem kekebalan tubuh dengan mengatur peradangan dan merangsang respons imun akut yang diperlukan untuk melawan infeksi dan cedera. Namun, ketika paparan kortisol berkepanjangan, hal ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga risiko infeksi meningkat dan proses penyembuhan melambat.

4. Gangguan Pencernaan

Kortisol dapat memengaruhi fungsi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan penyerapan nutrisi dan perubahan nafsu makan. Stres kronis juga dapat menyebabkan kondisi seperti sindrom iritasi usus dan peradangan pada saluran pencernaan.

5. Gangguan Kesehatan Mental dan Emosional

Selain efek fisiologisnya, kortisol juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional. Tingkat kortisol yang tinggi banyak dikaitkan dengan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati. Stres yang berkepanjangan juga dapat mengganggu pola pikir kita, menyebabkan sulit berkonsentrasi, kelelahan mental, dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya kita nikmati.

Menyeimbangkan Tingkat Kortisol dengan Mengelola Stres

Mengelola Stres. Sumber: Penulis
Mengelola Stres. Sumber: Penulis

Mengelola stres adalah kunci untuk menjaga tingkat kortisol tetap seimbang dalam tubuh. Terdapat beberapa teknik yang dapat membantu mengurangi stres dan menurunkan tingkat kortisol. Beberapa di antaranya adalah olahraga teratur, meditasi, latihan pernapasan, tidur yang cukup, mendukung hubungan sosial yang sehat, dan mengelola waktu dengan baik. Menghindari kebiasaan merokok, alkohol, dan konsumsi kafein yang berlebihan juga dapat membantu menjaga tingkat kortisol dalam tubuh.

Kesimpulannya, kortisol adalah hormon penting yang terlibat dalam respons stres tubuh kita. Tingkat kortisol yang tinggi akibat stres kronis dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengelola stres dengan baik dan mengadopsi gaya hidup yang sehat untuk menjaga tingkat kortisol dalam kisaran yang seimbang. Dengan cara ini, kita dapat mempertahankan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko komplikasi yang disebabkan oleh stres kronis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun