Mohon tunggu...
Nazwa Fatin
Nazwa Fatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai Hobi basket dan bersosialisasi sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Kebudayaan di Era Modernisasi

21 Desember 2023   16:34 Diperbarui: 21 Desember 2023   16:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada ga sihhh dari kalian yang suka mix and match dan eksplor semua trend pakaian???? Pastinya ada kann nah Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dengan keberagaman mulai dari bahasa, suku, dan ras yang berbeda tentunya mempunyai berbagai ciri khas tertentu yang menjadi iconic di suatu wilayah. Nah pasti satu dari kalian pernah kann mengkombinasi ootd cocok cocokan dengan gaya apa.

Nah dengan keberagaman indonesia menjadi satu kesatuan yang biasa disebut bhineka tunggal ika yang artinya berbeda beda namun tetap satu tujuan, Indonesia mempunyai beberapa ciri khas budaya salah satu nya Batik. Siapa yang tidak kenal batik? warisan Indonesia yang kini sudah mulai mendunia karena memiliki nilai seni yang tinggi bahkan diakui oleh UNESCO. Sebagai bangsa yang berkebudayaan, wajibnya kita menjaga dan menjunjung tinggi kebudayaan yang kita punya. Sebagaimana batik mempunyai nilai kearifan lokal yang kuat dan seringkali terabaikan di era modernisasi ini. Tapi temen temen meskipun suka mix and match dan eksplor hal baru tetap harus menjaga kelestarian nya yaa jangan sampai menghilangkan culture yang sudah adaa

 Dengan adanya teknologi kita dapat melihat informasi dimanapun dan kapanpun. Tetapi teknologi juga dapat berdampak negatif bagi sosial budaya seperti dapat mengubah kebudayaan dengan cepat. Banyaknya budaya luar yang masuk sehingga masyarakat Indonesia ikut dan mengikuti trend yang menganggap budaya luar lebih menarik di kalangan remaja sehingga terjadi kemerosotan budaya dalam negeri, hilangnya minat dalam melestarikan kebudayaan.  

Fenomena ini bisa kita kaitkan dengan sebuah teori sosiologi yang dikemukakan oleh Emile Durkheim yaitu teori fungsionalisme. Menurut Durkheim, masyarakat adalah suatu kesatuan yang berupa sistem yang didalamnya terdapat bagian-bagian yang berbeda. Keseimbangan sistem dapat dibangun dan dipelihara ketika setiap bagian dari sistem menjalankan fungsinya masing-masing. Masing-masing bagian saling berhubungan dan saling bergantung, sehingga jika salah satu bagian tidak berfungsi maka timbul kondisi patologis dimana keseimbangan sistem terganggu. 

Teori ini mengkaji konsep tatanan sosial dan melihat masyarakat yang hidup secara harmonis. Yang mana masyarakat memiliki fungsi dan struktur yang berbeda, maka perubahan dalam masyarakat dapat mempengaruhi stabilitas dan keseimbangan sosial. Pada zaman modern ini, masyarakat mengubah gaya hidup dan melupakan nilai-nilai tradisional. Hal ini disebut sebagai konsekuensi perubahan, yang mana kesadaran dalam melestarikan budaya dianggap sebagai salah satu fungsi integratif, yang jika menurun maka adanya resiko hilangnya solidaritas sosial. 

Menurut kebudayaan.kemdikbud.go.id pelestarian batik saat ini sangat mendapat tantangan luar biasa sejak awal covid-19 data terbaru menunjukan adanya penurunan jumlah perajin dari 151.565 menjadi hanya 32.895 perajin. Selain itu dari segi penjualan terjadi penurunan dari 1.532 helai perbulannya menjadi hanya 383 helai perbulannya.

Keberagaman budaya Indonesia merupakan kebanggaan bangsa. Wajib hukumnya bagi seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal agar tidak hilang atau tidak dipercaya oleh masyarakat lain. Dengan melestarikan budaya lokal, kita dapat melindunginya dari pengaruh budaya asing. Banyak hal yang dapat kita lakukan agar kebudayaan di Indonesia tidak tergerus oleh budaya asing di era modern ini, contohnya:

Memanfaatkan teknologi: dengan memanfaatkan teknologi digitall ini, kita bisa mempromosikan budaya lokal melalui vlog, blog maupun konten di media sosial untuk mencapai ke audiens global. 

Memahami budaya asal: dengan memahami budaya daerah asal pastinya akan tercipta rasa bangga dan sayang dengan mengetahui sejarah, bahasa, rumah, serta pakaian adat itu sendiri sehingga ada kemauan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya kepada orang lain. 

Jadilah masyarakat sosial yg berkualitas dengan melestarikan kebudayaan setempat memberdayakan alam sekitar mulai dari hal kecil kita dapat melestarikan kebudayaan, cara berpakaian hak asasi namun apa salahnya jika kita berpenampilan layaknya memamerkan budaya daerah yang menjadi ciri khas. 

Berpakaian sopan dan rapi menghormati adat istiadat daerah lain, dan tidak mengejek serta menghina suku dan ras daerah lain. Jangan mudah tergiur dengan trend fashion budaya luar namun kenakanlah dan bangga menggunakan budaya lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun