Tiga Bangku
      Udara sejuk menyelimuti kota Bandung. Awal tahun pelajaran 2017 hanya tertinggal hitungan hari saja. Banyak siswa bingung mendaftar sekolah untuk melanjutkan pendidikannya. Seperti 7 siswa SMP yang bernama Nadya Pangalila, Gabriela Putri, Reynaldi Permata, Al-gibran Fadhil, Agatha Dewi, Anggun Renata, dan Juna yang tidak pernah mau memberitahu nama panjangnya. Masing-masing diantara mereka mempunyai kepribadian yang berbeda.
      Mereka melanjutkan sekolah di SMA 11 Bandung. Suatu hari, mereka mendapat tugas kelompok yang beranggotakan 7 anak tersebut. Disitulah mereka baru saling kenal dan tahu sifat masing-masing dari mereka.  Kemudian mereka satu persatu berkenalan. Bel berbunyi, menandakan pulang sekolah.
      Pada hari Minggu, kira-kira pukul 10.00 WIB mereka mengerjakan tugas kelompok mereka di rumah Juna, tepatnya di Jl.Gerilya, kota Bandung. Di rumah Juna sudah ada semuanya kecuali Agatha. Katanya sih ia datang terlambat karena masih ada hal penting yang harus dikerjakannya.
   Mereka melanjutkan belajar mereka. Tepat pukul 13.20 WIB Agatha datang.
Setelah Agatha datang, yang semula keadaan hening, belajar dengan tenang sekarang jadi seperti pasar. Nah di sinilah mereka mulai terbiasa layaknya sahabat sendiri, yang tadinya pada diam namun akhirnya mereka tidak sungkan untuk ngobrol.
      Hari mulai menjelang sore, mereka berpamitan pulang.
    mereka pulang ke rumah masing-masing. Juna dan Al bergabung bersama mereka. Di kantin mereka bercerita banyak hal, dan berbagi pengalaman mereka. Saking asyiknya ngobrol, mereka hampir lupa kalau jam istirahat telah berakhir..
      Seiring berjalannya waktu mereka selalu bersama kemana-mana. Karena mereka yakin bahwa mereka telah menemukan teman yang bisa membuat mereka bahagia. *
      Seiring berjalannya waktu, mereka bertujuh semakin dekat layaknya saudara sendiri. Pada hari senin, tanggal 25 September 2017, merupakan hari bersejarah bagi mereka bertujuh. Setiap seminggu sekali bangku di kelas mereka selalu rolling. Kebetulan mereka bertujuh duduk bersampingan. Entah kenapa, mereka seperti dipersatukan layaknya adik kakak yang selalu bersama-sama kemanapun.
      Masing-masing orang tua mereka tidak melarang mereka untuk bersahabatan karena mereka selalu bersama saat kemana-kemana, entah itu main, ngerjain tugas, dan lain lain. Sehingga orang tua mereka mengenal masing-masing diantara mereka. Dan tempat yang biasa mereka kumpul alias markas mereka yaitu di Cafe Houstin, awalnya sih mereka kumpul di rumah Juna kemudian mereka bersama-sama menuju markas mereka menggunakan mobil Juna. Dan dari sinilah cerita kami berawalÂ