Apa itu Practical Value Rationality?
Di era informasi yang serba cepat dan kompleks saat ini, kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional dan berdasarkan nilai-nilai yang jelas sangatlah penting. Bagi seorang sarjana, kemampuan ini dikenal sebagai practical value rationality.
Practical Value Rationality (Rasionalitas Nilai Praktis) erat kaitannya antara percakapan atau tindakan yang dimana kedua hal tersebut selalu berkaitan dengan yang namanya kesesuian, ketepatan, dan kemasukakalan yang juga selaras dengan nilai moral dan etika. Practical Value Rationality memiliki peran penting dalam lingkupannya, yaitu akademik, profesionalitas, dan sosial.
Rasionalitas sendiri memiliki banyak makna baik dari sudut pandang masyarakat umum, keilmuan psikologi, eknomik, dan filsafat. Maka dari itu, banyaknya sudut pandang tersebut dapat dikatan bahwa Rasionalitas merupakan tindakan yang di pikirkan secara matang tentang tujuan apa yang akan dicapai dan sebuah keputusan yang dilandasi oleh penalaran yang logis. Sehingga, apabila seseorang memutuskan suatu hal di luar ketidakrasionalan normanya, mereka harus menanggung akibatnya dalam bentuk apapun. Parameter dari Rasionalitas ini adalah tujuan yang dimiliki oleh seseorang. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa,
Practical Value Rationality adalah tindakan pengambilan keputusan yang diharapkan yang tidak hanya berdasarkan tujuannya, tetapi juga dilihat dari nilai-nilai norma dan keyakinan yang dipegang individu tersebut dengan didukung oleh bukti-bukti yang ada.Â
Kata "Menjadi Sarjana" sangat erat kaitannya dengan yang namanya kesiapan dalam dunia kerja. Para lulusan sarjana ini tidaklah hanya bermodalkan bekal berupa pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi memerlukan kemampuan dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan membuat keputusan dari berbagai pilihan, isu-isu, kebijakan publik dan tantangan yang akan mereka hadapi.Â
Maka, kemampuan Practical Value Rationality menjadi salah satu komponen penting bagi mereka guna dapat bersaing dan menyesuaikan diri dengan dunia kerja. Mereka pun harus sigap menangkap peluang yang ada, tidak semata-mata hanya menunggu namun mencari tahu lebih banyak tentang jenis pekerjaan tersebut dan memutuskan tujuan mana yang akan mereka ambil.
Selain itu, dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, lulusan sarjana diharuskan untuk memiliki kemampuan beradaptasi dan berinovasi serta sarjana milenial dituntut sebagai sumber daya manusia penentu kemajuan masa depan baik bagi bangsa dan tempat bekerjanya nanti.Â
Dalam konteks ini, Practical Value Rationality berperan penting dalam membantu individu mengevaluasi berbagai pilihan dan membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan secara pribadi, tetapi juga sejalan dengan nilai-nilai sosial dan etika. Maka dari itu, artikel ini akan menjelaskan mengapa menjadi sarjana perlu memiliki kemampuan Practical Value Rationality beserta contohnya, dan juga bagamana cara sarjana untuk meningkatkan kemampuan Practical Value Rationality.
Mengapa perlu memiliki kemampuan Practical Value Rationality, terutama sebagai seorang sarjana?
Dalam era yang terus berkembang pesat ini, kemampuan untuk berpikir secara rasional sangatlah penting, terutama bagi mahasiswa yang akan menjadi sarjana ataupun yang sudah menjadi sarjana. Konsep Practical Value Rationality mengacu pada kemampuan untuk mengambil keputusan yang berdasarkan pada nilai-nilai norma dan etika. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kemampuan Practical Value Rationaity (Rasionalitas Nilai Praktis) diperlukan oleh seorang mahasiswa:
Pengambilan Keputusan dalam Kehidupan Sehari-hari
Individu yang memiliki practical value rationality mampu membuat keputusan yang rasional dalam situasi di kehidupan sehari-harinya. Keputusan yang tidak rasional dapat menyebabkan kerugian bagi dirinya di masa depan. Contohnya, sarjana yang baru lulus akan dihadapkan pada banyak pilihan pekerjaan yang sesuai dengan bidang.Â
Dengan practical value rationality, ia akan menganalisis tawaran pekerjaan berdasarkan gaji, lingkungan kerja, kesempatan berkembang, dan lokasi. Keputusan rasional akan membantunya memilih pekerjaan yang paling sesuai dengan kemampuannya dan situasi pribadinya.Â
Jika tidak rasional (irasional), ia dapat memilih pekerjaan hanya berdasarkan gaji tinggi tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, seperti lokasi yang jauh, yang nantinya dapat memakan biaya dan waktu kesehariannya yang pada akhirnya akan mengganggu keseimbangan hidupnya.
Menghindari Bias dan Penyimpangan
Kemampuan penalaran rasional membantu mahasiswa menghindari bias dalam pengambilan keputusan suatu hal. Beberapa bentuk bias yang dapat dicegah melalui rasionalitas termasuk Temporal discounting (pengambilan keputusan yang mengutamakan kenikmatan sesaat saja), Myside bias (keputusan yang mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih masuk akal), dan Base rate neglect (Kecenderungan untuk mengabaikan informasi base rate secara umum ketika menilai peluang).Â
Hal ini sering menyebabkan mahasiswa membuat keputusan yang tidak rasional. Contohnya, dalam memilih melanjutkan studi atau bekerja, seorang sarjana dapat terpengaruh oleh myside bias, yaitu keputusan yang mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, jika dia lebih suka langsung bekerja, practical value rationality akan membantunya mempertimbangkan keuntungan jangka panjang dari melanjutkan studi, menghindari keputusan yang didasarkan pada preferensi pribadi semata yang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi dirinya.
Tercapainya sebuah tujuan dengan Optimal
Rasionalitas mendukung pemilihan alternatif tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semakin baik seseorang memanfaatkan rasionalitas dalam menimbang pilihan dan konsekuensinya, semakin optimal hasil yang akan diperoleh.Â
Contohnya, Sarjana yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 perlu menggunakan practical value rationality untuk memilih program studi yang paling sesuai dengan tujuan kariernya. Sehingga, keputusan rasional ini akan membantu mencapai tujuannya, dibanding memilih program yang kurang relevan dengan karier impiannya.
Mengatasi Keterbatasan Rasionalitas Bawaan
keterbatasan kemampuan kognitif manusia (bounded rationality) sering kali membatasi pengambilan keputusan yang ideal. Namun, dengan practical value rationality, individu bisa lebih realistis dan efektif dalam pengambilan keputusan di bawah keterbatasan tersebut. Contohnya, Seorang sarjana yang berencana untuk membuka bisnis mungkin menghadapi keterbatasan dalam pengetahuan finansial.Â
Dengan practical value rationality, dia bisa mencari informasi tambahan, berkonsultasi dengan ahli, atau mengikuti kursus manajemen keuangan. Dengan cara ini, dia dapat mengatasi keterbatasan dalam pengambilan keputusan dan menjalankan bisnisnya secara lebih rasional, mengurangi risiko kegagalan bisnis yang bisa muncul akibat kurangnya informasi atau pengetahuan yang cukup.
Bagaimana cara memilik kemampuan Practical value Rasionality bagi seorang sarjana?
Adapun sebagai seorang sarjana harus memiliki kemampuan Practical Value Rationality, agar dapat membuat keputusan yang logis dengan berdasarkan pertimbangan matang dan informasi yang kuat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasionalitas dalam pengambilan keputusan:
1. Pengambilan Keputusan dengan Informasi yang Matang
Kemampuan rasionalitas melibatkan pertimbangan yang matang berdasarkan informasi yang akurat dan objektif serta melibatkan norma-norma dan etika. Seseorang harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, bukan hanya sekedar mengambil keputusan sesuai keinginan mereka saja. Lalu, menerapkan metode yang paling efisien untuk mencapai tujuan tersebut, agar keputusan yang di buat dapat dilaksanakan secepatnya.
2. Menggunakan Proses Berpikir yang Tepat
Tindakan rasional harus memenuhi beberapa kriteria, termasuk mempertimbangkan semua alternatif yang tersedia, memilih berdasarkan hasil terbaik, serta menggunakan probabilitas jika ada ketidakpastian. Kriteria inilah yang dapat digunakan mahasiswa sebagai acuan dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan, agar apa yang telah diputuskan tidak merugikan bagi mereka.
3. Penghindaran Bias dan Kesalahan Berpikir
Rasionalitas seringkali terhambat oleh bias seperti myside bias, base rate, atau kecenderungan egonya. Bias seperti itu perlu dihindarkan, karena berguna untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional dirinya serta menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan.
4. Memisahkan Rasionalitas dari Emosi dan Impuls
Rasionalitas prosedural mengajarkan pentingnya proses berpikir yang matang dan tidak didorong oleh emosi atau impuls sementara. Dengan mengembangkan kemampuan untuk menunda keputusan sampai setelah mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih rasional. Sehingga, pengendalian emosi dalam mengambil keputusan juga perlu di perhatikan.
5. Meningkatkan Literasi Statistik dan Keuangan
Rasionalitas juga terkait dengan pengetahuan tentang probabilitas, statistik, risiko, dan keuangan. Meningkatkan keterampilan dalam area ini dapat membantu seseorang membuat keputusan yang lebih rasional dalam situasi yang melibatkan ketidakpastian atau risiko.
Kesimpulan:
Practical Value Rationality (Rasionalitas Nilai Praktis) adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang tidak hanya rasional, tetapi juga berlandaskan pada nilai-nilai moral dan etika. Di tengah kompleksitas dan cepatnya perkembangan informasi saat ini, kemampuan ini menjadi krusial bagi para sarjana. Rasionalitas di sini mengacu pada pemikiran yang matang, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, serta dampak dari keputusan yang diambil.