Indonesia merupakan salahsatu produsen kelapa sawit terbesar dan terpenting di dunia dengan pendapatan 51,44 juta ton di tahun 2019. Namun dengan angka sebesar itu tidak diikuti dengan kesejahteraan para buruh petani kelapa sawit di Indonesia. Dan lebih mirisnya lagi banyak ditemukan eksploitasi anak untuk dijadikan buruh dalam industri kelapa sawit.
Telah diatur di undang undang no 13 2003 tentang ketenagaankerja yang  menjelaskan pekerja anak boleh atau dimungkinkan jika melakukan kerja tetapi  diharuskan tergolong tidak berbahaya dan dibawah 3 jam per hari. Namun dalam praktiknya, terdapat laporan bahwa hal itu tidak sesuai dijalankan sesuai aturan yang telah ada. Malah banyak anak dipekerjakan dengan waktu dan upah yang tidak wajar.
Berdasarkan laporan tersebut terkuak fenomena adanya buruh anakini karena ada anggapan keliru bahwa anak bekerja dan membantu orangtuanya dan hal itu terus menerus dilakukan karena sudah menjadi bagian budaya indonesia. Anak anak tersebut secara tidak langsung bekerja untuk perusahaan sebagai buruh atau tukang pemungut biji dari sawit hingga bekerja menjadi pembantu perkebunan, pengangkutan rata rata 10 kilogram denganjarak 250 meter.
Sejak dua tahun berlalu  Konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) 190  yang berisi tentang penghapusan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja disahkan. Namun, Indonesia tak kunjung meratifikasi perjanjian tersebut. Selanjutnya, pekerja, yang biasanya terdapat buruh perempuan,terus menerus menghadapi berbagai bentuk eksploitasi lalu diskriminasi, bahkan kekerasan, dan pelecehan seksual di dunia kerja dan hal itu merupakan hal yang sangat fatal.
Banyak para pekerja menghabiskan waktunya di tempat kerja dan diberikan istirahat yang sangat minim. Penulis Jesica Pryce Jones menyebutkan bahwa banyak orang yang menghabiskan 90.000 jam waktunya di tempat kerja untuk bekerja selama hidupnya atau sepertiga hidupnya.
Ideologi kapitalisme saat ini telah mendominasi tatanan ekonomi dunia, tak terkecuali yaitu Indonesia. Dalam pandangan kapitalisme kaum buruh adalah suatu komponen produksi yang harus dikurangi biayanya atau penghasilannya dengan tujuan tercapainya keuntungan lebih besar. Karena hal itu akibatnya terjadi pemicu class struggle, berupa perjuangan kelas pekerja melawan para pemilik modal dengan tujuan memperbaki kehidupan secara ekonomi.
Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai keinginan demi kesejahteraan rakyat yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945. Namun, dalam praktiknya ternyata masih belum mampu mewujudkan amanat tersebut. Terutama berkaitan dengan permasalahan yang dialami oleh pekerja/buruh, Pada sistem ini kedudukan antara pemodal dan pekerja adalah setara, memiliki tanggung jawab yang sama, saling menghormati dan saling memahami. Kaum buruh memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil, mulai soal upah kerja, perlindungan hukum, sampai pada jaminan kesejahteraan haruslah menjadi perhatian utama bagi setiap pemilik modal dan pemerintah.
Kapitalisme menjadi sebuah mimpi buruk atau malapetaka bagi para pekerja terutama buruh  dimana para pekerja akan terus tereksploitasi sementara para pemodal usaha akan terus mendapat keuntungan yang lebih besar dari hasil produksinya. Kehadiran negara diharapkan mampu menciptakan atmosfer ketenagakerjaan yang nyaman.
Dari isu sosial diatas termasuk kedalam teori konflik karl max fenomena tersebut yang melatarbelakangi pemikiran karl marx karena adanya eksploitasi besar besaran antara penguasa terhadap buruh. Yang dimana kondisi tersebut membuat marx menjelaskan pemikiranyya tentang persaingan sebagai penyebab terjadinya perasalahan sosial. Mark menyatakan bahwa perbedaan kelas tersebut terjadi karena adanya kepentingan ekonomi dan persaingan tersebut adalah persaingan dalam memperoleh sumberdaya yang juga turut memicu konflik.
Secara umum isi Teori Konflik menurut Karl Marx menyangkut 4 dasar yaitu :
- Struktur kelas dalam lingkungan sosial masyarakat
- Adanya perbedaan kepentingan ekonomi antarkelas yang bertentangan
- Adanya pengaruh besar ekonomi terhadap gaya hidup seseorang
- Terdapat pengaruh konflik kelas terhadap perubahan struktur sosial
