Ayahku bernama Muhammad Zen. Sosok lelaki yang sangat tampan dan bijaksana, meskipun dia tidak putih dia akan tetap menjadi lelaki yang paling tampan di sepanjang hidupku, dia memiliki tubuh yang tidak begitu tinggi dan tidak pendek juga. Sekarang ayahku sudah berumur sekitar 53 tahun. Dulu dia memiliki rambut yang hitam dan lebat kini telah berubah menjadi putih beruban. Diwajahnya sudah terlihat kerutan-kerutan yang menandakan bahwa dia sudah tidak muda lagi, ayahku memiliki wajah yang mencolok ke suku alas dengan warna kulitnya yang hitam dan hidungnya yang macung tetapi agak sedikit besar. Matanya coklat dengan alis yang tidak begitu tebal, tatapanya yang sangat teduh tetapi akan berubah menjadi tajam saat dia marah, dia selalu mengenakan kemeja yang berlengan Panjang dan celana hitam, sepitas megambarkan sosok lelaki yang sempurna di mataku. Â
Ayah adalah sosok yang bijaksana, yang selalu peduli tentang adik-adiknya, meskupin ia sudah memiliki keluarga sendiri ia tetap peduli degan masalah dan selalu menayakan kabar dari adiknya.
Disaat ada masalah ayah selalu melakukan kumpul keluarga dan berbincang dengan tenang tanpa menggunakan emosi, ayah sangat keren Ketika sedang berbicara di hadapan keluarga, dengan nada dan Bahasa yang sangat begitu profesional dalam sukunya walaupun tidak seprofesional orang-orang yang berada di tayangan TV, tetapi tetap saja ayah selalu menjadi lelaki hebat di mataku.
 Ayah sering mengajararkanku sebuah syair-syair dalam berbagai macam bahasa yang ia ketahui, ayah selalu berkata bahwa kata-kata pepatah itu semua memiliki makna yang sangat mendalam dalam kehidupan. Ayah selalu berusaha mengajarkanku hidup dengan sederhana, ayah mengajarkanku tentang cara berternak bebek agar selalu bertelur dan sehat, berkebun menanam jagung, kacang, dan sambil menunggu buah durian yang matang jatuh dari pohonya langsung ke tanah, ayah selalu berusaha menjadikan aku menjadi seorang wanita yang mandiri.
 Disatu Sisi terkadang aku merasa bahwa ayah tidak mengizinkan aku untuk terlalu mandiri, ayah selalu mengikutsertakan abangku dalam segala urusanku, aku tidak keberatan dengan hal tersebut, karena bahagianya ayah adalah bahagiaku. Aku akan selalu berusaha mewujudkan semua yang ayah inginkan.
Ayahku sosok laki-laki yang sangat sempurna di mataku, sosok laki-laki yang bijaksana, penyanyang, dan sabar. Aku sangat mencintai dan menyayangi ayah, ayah adalah cinta pertama di hidupku, ayah adalah sosok inspiratif yang selalu memberikan semangat dan dukungan disaat aku merasa Lelah dengan drama dunia yang terkadang datang tanpa memberikan aba-aba. Mungkin di akhir karangan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk ayah selalu berjuang dan selalu memberikan motivasi agar tetap kuat untuk segala hal yang membuatku menjadi lemah.Â
Ayah mungkin suatu saat nanti aku akan menemukan pangeranku tetapi ayah akan tetap menjadi sosok raja di dalam hidupku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H