Mohon tunggu...
Nazwa Shahira Aulia
Nazwa Shahira Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Halo Kompasianer ! Nama saya Nazwa Shahira Aulia. Saat ini saya adalah seorang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Gunadarma. Minat saya pada bidang Komunikasi utamanya Jurnalistik, membuat saya tertarik untuk bergabung bersama Kompasiana. Semoga kedepannya saya bisa menyalurkan hobi saya ini, dan semoga informasi yang saya sampaikan bisa bermanfaat untuk saya, anda, atau siapapun yang membaca nya. Terima kasih !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Tiga Konseptualisasi Komunikasi

25 Juli 2024   13:15 Diperbarui: 25 Juli 2024   13:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
template by ogi latoh's team on canva

Definisi atau arti kata 'konseptualisasi' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah /konsptualisasi/ n pengonsepan. Konseptualisasi komunikasi adalah proses memahami, mendefinisikan, dan memodelkan komunikasi sebagai suatu fenomena. Dikutip dari buku "Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar" (2017) karya Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. mengatakan sebagaimana dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

Komunikasi sebagai tindakan satu-arah

Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media, seperti surat kabar, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut "definisi berorientasi-sumber" (source-oriented-definition). Definisi ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. 

Definisi-definisi komunikasi demikian mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, seperti pesan tidak direncanakan yang terkandung dalam nada suara atau ekspresi wajah, atau isyarat lain yang spontan. Pendek kata, konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat instrumental dan persuasif. Contoh konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah ini adalah ketika seseorang berpidato. Pesan yang disampaikan tidak harus mendapatkan umpan balik, namun komunikan bisa memahami dan merasa terbujuk (persuaded) dengan isi pesan tersebut.

Komunikasi sebagai interaksi

Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi. Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi (mutual influence). Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu-arah, karena baik komunikator maupun komunikan dapat saling memberi umpan balik. Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik (feedback). 

Umpan balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai ektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya : apakah dapat dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Intinya adalah keduanya saling melempar dan menerima pesan, sehingga ada proses interaksi antara komunikator dengan komunikan. 

Komunikasi sebagai transaksi

Komunikasi sebagai transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengren disebut komunikasi penuh manusia. Konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi merujuk pada hubungan yang bersifat spontan, simultan (kesiagaan pelaku komunikasi), dan terdapat interdependensi (saling tergantung). Komunikasi terjadi meski tanpa direncanakan, tanpa sengaja dan respons yang diperoleh terkadang tidak teramati. Konseptualisasi ini juga mencantumkan persyaratan bahwa komunikasi merupakan penafsiran atas perilaku orang lain. Oleh karena itu definisi komunikasi yang dianut adalah definisi berorientasi penerima (receiver-oriented definition). 

Meski penerima hanya memberi gestur nonverbal seperti tersenyum, mengangguk atau menggelengkan kepala, komunikator bisa memahami bahwa pesan yang sudah disampaikan tersebut sudah diterima dengan seksama. Jadi, ada beberapa karakteristik atau ciri utama konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi itu meliputi : Tidak terbatas pada komunikasi yang tidak disengaja, komunikasi telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan orang lain (verbal/non-verbal), berorientasi pada penerima, pihak-pihak yang berkomunikasi dalam keadaan interdepedensi atau timbal balik, dan semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun