Ditulis oleh : Nazwa Fadhilatul Hilmi, Dinie Anggraeni Dewi M.Pd, M.H, Muhammad Irfan Andriansyah S.Pd
Pendidikan Pancasila, yang merupakan salah satu pilar dari sistem pendidikan nasional Indonesia, memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan identitas bangsa. Namun, karena politisasi pendidikan yang semakin intensif belakangan ini, pendidikan Pancasila menghadapi tantangan besar. Politisasi pendidikan mengacu pada pengaruh dan intervensi kepentingan politik pada proses pendidikan, yang dapat mengubah tujuan dan substansi pendidikan.
Salah satu efek utama politisasi pendidikan adalah distorsi nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya menjadi landasan moral dan etika bagi kehidupan berbangsa. Pendidikan Pancasila seharusnya mengajarkan siswa tentang pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, persatuan, dan toleransi. Namun, ketika kepentingan politik masuk, pengajaran Pancasila sering kali berpusat pada kepercayaan tertentu yang bertentangan dengan prinsip-prinsipnya. Hal ini dapat menyebabkan guru menjadi kurang objektif dan siswa menjadi lebih polarisasi.
Selain itu, politisasi pendidikan dapat menyebabkan ideologi yang bertentangan dengan prinsip Pancasila tersebar luas. Dalam beberapa kasus, kurikulum Pancasila disesuaikan untuk mencerminkan perspektif politik tertentu, sehingga mengubah makna dan tujuan pendidikan. Misalnya, jika suatu partai politik atau kelompok tertentu mencoba memasukkan ideologi mereka ke dalam kurikulum, siswa dapat mendapatkan informasi yang tidak adil, yang pada gilirannya akan menghambat kemampuan mereka untuk berpikir kritis.
Keterlibatan politik dalam pendidikan juga dapat berdampak negatif pada kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak sendiri. Siswa kehilangan kemampuan untuk memahami situasi sosial dan politik karena pendidikan Pancasila tidak lagi berfungsi sebagai alat untuk membangun karakter dan moralitas. Mereka hanya dapat menerima informasi tanpa mempertanyakan atau memeriksa konteksnya. Ini dapat menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia yang diharapkan dari sistem pendidikan kita, yang seharusnya menghasilkan siswa yang cerdas, kritis, dan jujur.
Penting bagi pemangku kepentingan pendidikan untuk mengembalikan fokus pada nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya saat menghadapi masalah ini. Memperkuat kurikulum Pancasila adalah salah satu cara untuk kembali ke tujuan awal, yaitu membentuk karakter dan identitas bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Kurikulum harus dirancang untuk mendorong diskusi kritis dan terbuka, dan siswa harus memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai perspektif tanpa terpengaruh oleh kepentingan politik.
Untuk mengajarkan Pancasila secara objektif dan tidak memihak, guru juga harus dilatih. Siswa harus mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai Pancasila dan metode untuk memasukkannya ke dalam pelajaran. Dengan melakukan ini, diharapkan kualitas pengajaran akan ditingkatkan, dan siswa akan dapat memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dengan lebih baik.
Pendidikan pancasila yang efektif memerlukan dukungan dari orang tua dan masyarakat. Orang tua harus terlibat dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai materi kuliah, dan masyarakat juga harus berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI