Mohon tunggu...
Nazuwa Nabila
Nazuwa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia di Persimpangan Jalan : Antara kebanggaan dan Tantangan Globalisasi

31 Desember 2024   14:40 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Bahasa Indonesia, bahasa persatuan yang kita banggakan, kini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ia adalah simbol identitas dan kebanggaan bangsa, perekat yang menjamin kesatuan budaya dan etnis di seluruh nusantara. Di sisi lain, bahasa Indonesia harus menghadapi tantangan globalisasi, penetrasi bahasa asing, dan perubahan zaman yang begitu cepat. Pertanyaan mendasar pun muncul: bagaimana kita memastikan bahasa Indonesia tetap relevan, lestari, dan terus berkembang di era modern ini?

Kebanggaan dan Kekuatan Pemersatu

Bahasa Indonesia lahir dari semangat persatuan. Ia bukan bahasa mayoritas, tetapi dipilih sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Keputusan ini sangat penting karena berhasil menyatukan berbagai suku bangsa dengan bahasa daerah yang beragam. Bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi yang efektif, jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran seluruh anak bangsa. Kekuatan pemersatu bahasa Indonesia adalah aset yang tak ternilai harganya. Ia merupakan warisan budaya yang harus terus dijaga dan dilestarikan.

Tantangan Globalisasi dan Pengaruh Bahasa Asing

Namun, di era globalisasi ini, bahasa Indonesia tidak bisa hanya berpuas diri. Bahasa asing, terutama bahasa Inggris, merasuki berbagai aspek kehidupan, mulai dari dunia pendidikan, bisnis, hingga media sosial. Istilah-istilah asing yang diserap begitu saja, tanpa proses adaptasi yang baik, dapat menggerogoti kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Anak muda kita pun semakin akrab dengan bahasa "gaul" yang sering mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Ini adalah fenomena yang tidak bisa diabaikan, karena dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri.

Peran Pendidikan dan Kesadaran Kolektif

Untuk menghadapi tantangan ini, peran pendidikan sangat krusial. Kurikulum pendidikan harus mampu menanamkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sejak dini. Guru bahasa Indonesia harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak menganggap bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang membosankan. Selain itu, perlu adanya kesadaran kolektif dari seluruh masyarakat untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan bahasa Indonesia. Melalui kebijakan-kebijakan yang tepat, pemerintah dapat mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di berbagai instansi dan sektor. Selain itu, pemerintah juga harus mendukung pengembangan kosakata bahasa Indonesia, termasuk mengadaptasi istilah-istilah asing dengan bijak.

Bahasa Indonesia di Era Digital

Perkembangan teknologi digital juga membawa peluang sekaligus tantangan bagi bahasa Indonesia. Di satu sisi, internet dan media sosial memberikan ruang yang luas bagi kita untuk mempromosikan bahasa Indonesia ke seluruh dunia. Namun, di sisi lain, kita juga harus waspada terhadap penyebaran bahasa yang tidak baku, singkatan-singkatan yang berlebihan, dan gaya bahasa alay yang merusak kaidah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah cermin identitas bangsa. Ia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai luhur bangsa. Di tengah arus globalisasi yang deras, kita harus terus berupaya menjaga dan mengembangkannya. Dengan kecintaan, kesadaran, dan upaya kolektif, kita dapat memastikan bahasa Indonesia tetap relevan, lestari, dan terus berkembang sebagai bahasa yang disetujui. Jangan biarkan bahasa Indonesia hanya menjadi pajangan di lemari sejarah, tetapi jadikanlah ia sebagai bahasa yang hidup dan berputar di setiap sendi kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun