Mohon tunggu...
Salahuddin
Salahuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pembelajar sejati adalah ikhlas menerima ilmu dalam keadaan kosong tanpa merasa isi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta karena Allah

1 Oktober 2016   01:39 Diperbarui: 1 Oktober 2016   01:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta manusia terhadap sesama sering kali membutakan hati, hilang arah tak tentu tujuan, terselubung nafsu berbalut kemunafikan. Cinta, rasa ini begitu luar biasa menggelegar, mengamuk dan sering kali mendera hati manusia. Desirnya, butiran cinta mampu memberikan kekuatan energi maha dashyat yang kita tidak pahami dari mana dan bagaimana datangnya. Pemahaman kita sendiri mengenai cinta sering kali direpresentasikan dalam bentuk pengorbanan sebagai bentuk manifestasi dari cinta yang kita miliki untuk manusia yang terkadang membawa kita pada keingkaran kepada Allah SWT.

Cinta, dihadirkan untuk umat manusia agar menjadikan kita lebih taat kepada Allah SWT, cinta yang sesungguhnya adalah menambah ketaqwaan terhadap Allah SWT. Pandangan dunia bagi orang beriman adalah pandangannya terhadap kebesaran Allah SWT, ketika melihat gunung termangu ia akan kebesaran Allah, ketika melihat hutan termangu ia akan kebesaran Allah, ketika melihat laut termangu ia akan kebesaran Allah karena ia mengetahui bahwa dengan karena kehendaknyalah semua isi dari jagat raya ini tercipta. Oleh karena itu bertambahlah ketaaan dan rasa syukur dalam dirinya.

Begitu pula dengan kehadiran cinta, pada hakikinya cinta itu memberikan semangat, bukan melemahkan semangat. Cinta adalah anugerah yang diberikan kepada Allah SWT kepada manusia agar mampu membersihkan yang kotor, menguatkan yang lemah, menambah ketawaan, dan bukan sebaliknya mengotorkan yang bersih, melemahkan yang kuat, mengurangi ketaatan kepada Allah SWT. Tak elak karena keangkuhan dan kesombongan manusia, anugerah cinta dijadikan celah dan kesempatan untuk mengeksplorasi, mengekspansi makna cinta atas nama sang pencipta. Sehingga kita pun lupa bahwa kadar kasih sayang itu, kemurnian dalam cinta itu pun sirna seiring dengan kelenaan terhadap cinta yang telah melupakan Allah SWT.

Allah adalah tujuan utama, dan kita sedang menuju kesana. Dan semoga cintaku kepadamu, insyaallah dilandasi karena cintaku kepada Allah. Karena mencintaimu karena Allah, akan membawaku pada pelukan dan ciuman mesra dari sang khalik sebagai bentuk cintanya yang tak akan tertandingi oleh cinta makhluk apapun didunia ini.

(Terinspirasi dari Tasawuh Cinta dan Cemburu Oleh Buya Hamka)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun