Mohon tunggu...
Salahuddin
Salahuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pembelajar sejati adalah ikhlas menerima ilmu dalam keadaan kosong tanpa merasa isi...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Uang dan Keimanan

3 Oktober 2016   13:42 Diperbarui: 3 Oktober 2016   13:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Uang, siapa tak kenal siapa tak sayang uang. Berbagai macam bentuk dan rupa, namun tak perduli bentuk dan rupa yang penting nilainya, karena yang manusia butuhkan sebatas fungsi dari uang tersebut. Sepenggal kalimat diatas mencoba mendeskripsikan kekuatan adidaya uang, dimanapun, kapanpun, tetap saja uang menjadi daya tarik, bahkan motivasi dan alasan seseorang untuk bertebaran ke seluruh bumi.

Kasus penggadaan uang yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng begitu fenomenal, begitu mengubah rasio manusia untuk mendapatkan rizki seketika dipatahkan dengan isu penggadaan uang yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng. Bagaimana tidak, ketika saya melihat video mata terbelalak melihat kemampuan manusia satu ini. Hanya dengan duduk dan melafalkan ayat-ayat tertentu, tak lama kemudian keluar uang dari belakang tubuhnya yang gempal dan bulat.  

Siapapun manusia pasti menginginkan, membutuhkan uang, bahkan uang payah (masih diragukan ke-halal-annya) sekalipun. Kadang kita tidak peduli karena tuntutan kebutuhan yang tak terelakan bagi manusia. Entah intrik apa yang dilakukan Dimas Kanjeng sehingga mendapatkan uang hanya dengan duduk santai dan sedikit jampe-jampe . Namun yang saya yakini lawan dari irasional adalah keimanan, dimana hal-hal yang menghilangkan akal rasional dapat membuat keimanan kita pun menjadi fluktuatif, tetap istiqomah, yakin bahwa segala hal akan indah pada waktunya apabila kita yakin tak ada yang mampu merubah nasib suatu kaum kecuali kaum tersebut mau merubahnya. Maju Indonesia ku, tetap cerdas dan bersahaja. Salam NKRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun