Setiap wanita pasti menginginkan wajah yang indah dan cantik karena wajah merupakan salah satu mahkota bagi wanita. Untuk memperoleh hal tersebut, wanita rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli berbagai jenis produk kencatikan.Â
Produk kecantikan yang ada, tentunya mengandung berbagai jenis zat yang dapat membuat wajah wanita semakin cantik. Zat tersebut didapatkan dengan cara mengisolasi suatu ekstrak dalam tanaman ataupun dengan cara mensintesis suatu zat baru sebagai formulanya. Tapi apakah anda tahu, bahwa beberapa produk kecantikan yang sering anda pakai dapat mengandung salah satu zat atau material yang sering digunakan juga untuk membuat berbagai macam produk seperti keramik, plastik, karet, semen, dan lain-lain?
Salah satu material yang dapat digunakan untuk pembuatan keramik sekaligus bahan tambahan untuk produk kecantikan adalah kaolin. Kaolin adalah bahan tambang alam yang tersusun dari material lempung (clay) dan umumnya memiliki warna putih atau putih keabu-abuan karena kandungan besinya yang cukup rendah. Kaolin mempunyai komposisi hidrous aluminium silikat (Al2O3.2SiO2.2H2O) yang secara struktural tergolong ke dalam jenis filosilikat tipe 1:1, karena tersusun dari lapisan tetrahedral silika dan oktahedral alumina.Â
Kaolin terbentuk melalui proses pelapulakan mineral feldspar atau batu granit dan juga melalui proses hidrotermal alterasi pada batuan beku feldspar. Proses pelapukan hidrotermal dapat disebut juga sebagai proses umum dalam pembuatan tanah yang disebabkan oleh air asam. Hasil analisis kandungan mineral kaolin ini terdiri dari komponen utama yaitu silika (SiO2) 48.70%, alumina (Al2O3) 36.73%, air (H2O) 13.96%, dan oksida-oksida logam lainnya dalam jumlah kecil. Proses pelapukan yang terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan batuan beku dapat ditunjukkan oleh reaksi berikut.
2CaSiO3O8 + 2H2O + CO2 Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO2 + K2CO3
Mineral-mineral yang termasuk ke dalam kelompok kaolin antara lain kaolinit, nakrit, dikrit, dan haloisit dengan kaolinit sebagai mineral utama. Kaolinit tersusun atas kristal heksagonal yang berukuran 0.1-10 m dengan bentuk seperti buku yang bertumpuk.Â
Kaolin ditemukan dalam bentuk endapan, yaitu dapat berupa endapan residual ataupun endapan sedimeter. Endapan residual terbentuk di tempat asalnya dari batuan yang kaya akan mineral, seperti granit, granodiorit, dan dasit. Sedangkan endapan sedimeter terbentuk dari proses pengendapan kembali kaolin, baik dari kaolin yang telah ada maupun kaolin hasil pengangkutan dan pengendapan mineral kaolinit. Endapan sedimeter ini terbentuk jauh dari tempat asalnya dan menempati daerah yang relatif rendah, seperti rawa dan sungai.
Proses penambangan kaolin dapat dilakukan dengan dua cara yang bergantung pada kondisi endapan. Cara pertama yaitu cara tambang terbuka atau open pit. Cara ini diawali dengan pengupasan tanah penutup menggunakan alat-alat manual atau alat mekanis seperti buldoser. Lapisan kaolin dapat digali menggunakan ekskavator, kemudian dimuat langsung ke dalam truk untuk diangkut ke tempat pengolahan. Cara kedua untuk penambangan kaolin yaitu dengan cara tambang semprot atau hydroulicking.Â
Pada cara ini, endapan kaolin yang telah dikupas dari tanah penutupnya disemprot menggunakan monitor hydraulicgiant dengan semprotan air yang bertekanan tinggi. Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh pengaturan monitor diatur sesuai keadaan material yang akan digali dengan kapasitas tekanan mencapai 10 atm. Hasil penyemprotan akan berbentuk lumpur yang mengandung campuran kaolin dengan air. Lumpur tersebut akan didistribusikan dengan cara dipompa dan dialiri melalui pipa ke tempat pengolahan.
Tahap pengolahan kaolin dilakukan untuk menghilangkan mineral pengganggu dalam kaolin seperti oksida besi, oksida titanium, pasir kuarsa, dan mika. Dengan hilangnya mineral pengganggu, kaolin yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang lebih halus, memiliki tingkat brightness yang tinggi, memiliki kadar air yang rendah, dan sifat-sifat berkualitas lainnya. Proses pengolahan kaolin dilakukan tergantung pada jumlah, jenis mineral pengganggu, dan spesifikasi khusus yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.