Mohon tunggu...
Nazlya RahmaSusanto
Nazlya RahmaSusanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Polbangtan Medan

Tertarik dengan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Teknis Pemanenan Terhadap Mutu TBS Kelapa Sawit

29 Juni 2022   18:09 Diperbarui: 29 Juni 2022   18:10 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani seringkali tidak melakukan teknik budidaya tanaman dengan benar dalam mengelola lahannya. Salah satu teknis budidaya yang seringkali kurang tepat pelaksanaannya oleh petani adalah teknik pemanenan. Padahal, proses pemanenan sangatlah berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil panen karena dalam pelaksanaanya, berkenaan langsung dengan buah yang hendak dipanen. Jika tidak dilakukan dengan teknis yang tepat, maka akan beresiko merusak morfologis buah yang berujung pada fisiologis buah hasil panennya pula. Meskipun begitu, teknis pemanenan yang benar ini tidaklah menjadi hal yang begitu diperhatikan oleh petani, tak terkecuali petani sawit. Padahal, kuantitas dan kualitas minyak kelapa sawit tidak terlepas dari subsistem pemanenan, pengangkutan, dan pengolahan dalam kegiatan pasca panen. Ketepatan teknik pemanenan akan berpengaruh terhadap kuantitas produksi, sedangkan ketepatan waktu pemanenan akan meningkatkan mutu buah yang nantinya berpengaruh terhadap rendemen CPO. Kualitas dari minyak kelapa sawit terutama Crude Palm Oil (CPO) umumnya dipengaruhi oleh kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran.

Kenaikan ALB dalam CPO juga dipengaruhi oleh buah luka. Luka buah timbul karena penanganan buah baik dalam proses panen dan pascapanen yang kasar, kontaminasi patogen, dan kerusakan morfologi atau struktur buah karena serangan hama seperti hama tikus. Penyebab luka pada buah dapat berasal dari proses pemanenan, seperti penggunaan alat panen yang kurang tepat, seperti penggunaan dodos dalam memanen buah kelapa sawit yang tingginya sudah melebihi jangkauan dodos tersebut akan menyulitkan pemanenan, sehingga dapat menimbulkan potensi adanya buah luka. Selain hal – hal tersebut, kesalahan lainnya yang sering dilakukan oleh petani sawit dalam pemanenan adalah masih ada buah yang dipanen sebelum waktunya atau buah mentah dan pemangkasan pelepah saat panen kurang rapat ke batang, sehingga dapat menyebabkan buah dan berondolan sangkut.

Petani tidak memperhatikan teknis. Bagi mereka, yang terpenting adalah buah turun, diambil daari pohonnya lalu dijual dan menghasilkan uang. Padahal teknis pemanenan penting untuk diperhatikan juga karena mempengaruhi keberlanjutan kuantitas dan kualitas buah yang juga mempengaruhi harga jual hasil panen mereka. Perlunya edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman petani mengenai hal tersebut, dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan kepada para petani sawit. Disini, dibutuhkan peran – peran penyuluh pertanian agar petani dapat mengetahui kemudian menerapkan teknis pemanenan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun