Unik, menarik, dan tidak ada duanya. Murid perempuan Mathali'ul Falah atau biasa disebut banatmemiliki seragam yang khas. Jarit. Kain bawahan yang tidak berjahit. Iya, banat tidak diperkenankan menggunakan bawahan selain jarit. Jarit tersebut dililitkan melingkari perut kemudian diikat dengan korset.
Banat memiliki tiga style seragam; pertama, kerudung hitam, baju putih, dan jarit hitam. Kemudian, kerudung putih, baju dan jarit warna hijau daun. Dan, kerudung putih, baju putih, serta jarit warna krem. Semua bawahannya adalah jarit.
Kalau sekolah lain menggunakan rok untuk bawahan siswa perempuan, maka Mathole' tetap mewajibkan siswinya untuk menggunakan jarit. Sebuah keunikan tersendiri bukan? Ada keunikan lain yaitu Karya Tulis Arab (KTA)
Kalau hafalan menjadi syarat kenaikan kelas, maka Karya Tulis Arab (KTA) adalah syarat untuk mengikuti ujian Catur Wulan dua pada saat kelas tiga Aliyah. Kewajiban menulis karya tulis ini dimulai sejak sejak tahun 1998 dengan tujuan untuk mengembangkan dan melestarikan budaya tulis-menulis di kalangan pesantren yang kian hari kian susut. KTA ini wajib ditulis tangan secara manual, tidak diperkenankan diketik dengan komputer kecuali tulisan sampulnya.
Para murid Mathole' dibimbing oleh musyrif (pembimbing) dalam menyusun karya tulis tersebut. Selain menulis, mereka juga harus mampu memahami dan menjelaskan apa yang mereka tulis. Setelah KTA berhasil disusun, maka sesis selanjutnya adalah munaqosah (ujian KTA). Di sinilah mereka diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang mereka tulis di hadapan tim penguji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H