Artikel ini merupakan tulisan dari Dwinapriyanti Satriaputri, Rienri Kamayanty, Royesti Elfrida Lubis, Shindie Aulia Joushan, Siti Nazlifah, dan Grace Lourenza Sembiring yang merupakan laporan kunjungan ke PT Pertamina terkait penerapan manajemen pengetahuan di perusahaan tersebut.
Drucker (1998) dalam Tobing (2007) mendefinisikan knowledge sebagai informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang ketika informasi tersebut dijadikan dasar untuk bertindak atau ketika informasi tersebut memberikan kemampuan kepada seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan berbeda yang lebih efektif. Knowledge adalah pengetahuan, pengalaman, informasi faktual dan pendapat para pakar (Setiarso, dkk,2009). Dalam praktiknya, diperlukan keterampilan organisasi dalam mengalihkan tacit knowledge ke explicit knowledge dan kembali ke tacit yang dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk baru.Fernandez dan Sabherwal (2001) dalam Aldi (2005) mengartikan pengetahuan (knowledge)sebagai hasil refleksi dan pengalaman seseorang, sehingga pengetahuan selalu dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengetahuan (knowledge)melekat dalam bahasa, aturan dan prosedur serta konsep.
American Productivity and Quality Center (APQC) mendefinisikan knowledge management (KM) sebagai pendekatan-pendekatan sistematik yang membantu munculnya dan mengalirnya informasi dan knowledge kepada orang yangtepat pada saat yang tepat untuk menciptakan nilai.
Pengetahuan adalah aset terbesar setiap organisasi, namun bisa menjadi sumber daya diabaikan dan kurang dimanfaatkan jika tidak dikelola secara efektif. Organisasi yang sukses tahu bahwa pengetahuan dalam tindakan mendapatkan hasil-mempercepat laju pembelajaran; menebang risiko tidak tahu dan mengulangi kesalahan; dan mempertahankan aset pengetahuan ketika orang bergerak, pergi, atau pensiun.
Saat ini manajemen pengetahuan tidak hanya dikenal di dalam perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga sudah dikenal pada organisasi pemenerintahan. Pada prinsipnya penerapan knowledge management pada perusahaan dan lembaga pemerintahan sama. Perbedaannya yaitu perusahaan cenderung berorientasi pada pencapaian profit yang tinngi, sedangkan pada lembaga pemerintahan tujuan akhirnya yaitu peningkatan pelayanan publik. Penerapan knowledge management pada lembaga pemerintahan ditujukan untuk mempermudah proses penciptaan, pengumpulan, penyimpanan dan berbagipengetahuan (knowledge sharing), menutup kesenjangan pengetahuan antar karyawan, serta meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola asset intelektual, pengetahuan dan pengalaman yang ada.
PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT PERTAMINA
Profil PT Pertamina
PT Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Permina. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)".
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang sesuai dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
Visi dan Misi
Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
Tata Nilai Perusahaan
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
1.CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2.COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3.CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4.CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
5.COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Prestasi PT Pertamina
PT Pertamina telah berhasil meraih penghargaan yaitu :
1.IPRAS Award 2014
PT Pertamina terpilih sebagai perusahaan yang memiliki program Public Relation (PR) terbaik dalam ajang The 3rd Indonesia Public Relatin Award & Summit (IPRAS)
2.InfoBank Award 2014
PT Pertamina meraih InfoBank Award 2014 yang diselenggarakan oleh Majalah InfoBank
3.BUMN Web Awards 2014
PT Pertamina meraih penghargaan Web BUMN Terbaik dalam ajang yang bertajuk BUMN Web Awards 2014
4.PR Week Awards Asia 2014
PT Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang dinobatkan sebagai perusahaan non konsultan Public Relation (PR) yang meraih penghargaan di ajang PR Week Awards Asia 2014
5.Asia 2014
6.Pertamina Energy Services Pte Ltd (PETRAL) berhasil meraih penghargaan sebagai Best Companies to Work For in Asia 2014
7.MAKE Award
PT Pertamina meraih nilai tertinggi dari semua dimensi penilaian yang membuat Pertamina kembali unggul dan menyisihkan 15 finalis dari perusahaan dan organisasi papan atas di Indonesia
8.Service Quality Award 2014
PT Pertamina meraih penghargaan Service Quality Award 2014
9.BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014
Energia Weekly dan Energia Montly, dua produk dari Media Relations & Corporate Communications berhasil meraih 8 penghargaan dalam ajang BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014
10.Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Awards 2014
Program CSR Pertamina berhasil meraih 9 penghargaan dalam malam Anugerah GKPM Awards 2014
11.InfoBank Insurance Award 2014
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) kembali meraih prestasi sebagai Perusahaan Asuransi Umum Nasional yang meraih Asuransi dengan predikat sangat bagus atas kinerja keuangan
12.BUMN Marketing Award
PT Pertamina Lubricants mendapat dua penghargaan BUMN Award, masing-masing untuk kategori Strategic Marketing (Silver Winner) dan Tactical Marketing (Silver Winner) pada BUMN Marketing Award
13.Asian Excellent Recognitions Awards 2013
PT Pertamina meraih tiga penghargaan dalam Asian Excellent Recognitions Awards 2013 untuk kategori Best CEO, CFO, dan Investor Relation Company
14.Indonesia MDG Award (IMA) 2013
PT Pertamina meraih pengharagaan atas konsistensi dalam mendukung percepatan dan perluasan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG) dalam Program Tanggung Jawab
15.Best Deal 2011
Global Bond PT Pertamina mendapat apresiasi dari Komunitas Keuangan Internasional
16.Emerging Markets Award 2012
17.Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2011
PT Pertamina berhasil meraih The Most Trusted Companies pada ajang Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2011
18.Indonesia Sustainable Business Awards 2012
PT Pertamina meraih penghargaan dalam kategori Industry Champions Energy
19.Top Brand Award 2012
Pertamina Lubricant meraih penghargaan atas produk Prima XP pada Top Brand Award 2012
20.Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2013
PT Pertamina meraih penghargaan sebagai The Best Implementation of Community, Involvement, & Development 2012
21.PROPER EMAS
PT Pertamina berhasil tiga kali berturut-turut mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) periode 2011, 2012, 2013 dari Kemeterian Lingkungan Hidup RI
22.International Convention on QC Circles (ICQCC) 2013
23.Gas Process Engineering (GPE) Awards 2012
24.International Exposition on Team Excellence (IETEX) 2012
Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina
Berdasarkan Indonesia Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study, Pertamina memiliki keunggulan dalam mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan, dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif.
Budaya berbasis pengetahuan pada Pertamina berdasarkan visi-misi perusahaan, yaitu ‘Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia’. Untuk mengembangkan energi selain minyak dan gas Pertamina harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai energi lain seperti energi panas bumi, Coal Bed Methane (CBM), sehingga Knowledge Management memainkan peran penting. Knowledge Management pertama kali diterapkan Pertamina pada tahun 2008 yang dikelola oleh Tim Knowledge Management Pertamina (KOMET). Dengan bertumpu pada empat komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan kepemimpinan.
Pertamina menciptakan sistem pengelolaan program inovasi melalui kegiatan Continuous Improvement Program (CIP) dengan menerapkan prinsip (DELTA) Delapan Langkah Tujuh Alat dan PDCA (Plan-Do-Check-Action). Pengelolaan CIP dilakukan oleh person in charge (PIC) dengan kegiatannya yang terdiri dari pelatihan CIP, rencana pelaksanaan Forum Presentasi, hingga pelaksanaan audit CIP. Pada setiap tahunnya Pertamina mengadakan Forum Inovasi sebagai puncak pelaksaan forum prestasi CIP di seluruh UNIT/Region/Anak Perusahaan.
Pertamina mendefinisikan modal intelektual dalam tiga kategori, yaitu pertama, Human Capital dengan melakukan evaluasi dan monitoring memalui Talent pool serta diskusi melalui Community of Practice (CoP). Kedua, Enterprise Capital melalui Sistem Tata Kerja (STK), sistem manajemen, HAKI dan pengelolaan asset pengetahuan. Terakhir, Customer Capital, setiap tahunnya Pertamina menyelenggarakan customer loyalty dan customer satisfaction survey.Dengan adanya modal intelektual Pertamina mampu meningkatkan bisnisnya pada energi panas bumi, mengakuisisi beberapa blok di dalam negeri, dan bermain di Coal Bed Methane (CBM).
Selain itu Pertamina memfasilitasi sharing knowledge melalui aktivitas yang diselenggarakan oleh KOMET yang terbagi menjadi aktivitas online dan offline. Untuk kegiatan offline dapat berupa forum atau media. Sedangkan untuk online dengan sistem informasi terintegrasi yang bernama Portal KOMET.
Dampak Positif Penerapan Knowledge Management di Pertamina
Perkembangan bisnis yang semakin dinamis menjadikan perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. PT Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengelolaan dan penjualan terhadap minyak dan gas. Saat ini Pertamina bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan pengelolaan terhadap minyak dan gas, persaingan kini kian bertambah dan semakit ketat. Selain itu, transformasi visi Pertamina untuk “menjadi perusahaan energi kelas dunia” ini telah mendorong Pertamina untuk melakukan perubahan dan perbaikan di berbagai bidang. Hal tersebut menuntut Pertamina untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi untuk mewujudkan visi tersebut, sehingga Pertamina menyadari perlunya mempersiapkan strategi yaitu salah satunya dengan strategi implementasi knowledge management untuk mengatasi kesenjangan antara strategi dan pengetahuan.
Adanya KOMET (Knowledge Management) Pertamina memberikan dampak positf bagi karyawan maupun organisasi. Terbukti KOMET memberikan pencapaian yang semakin meningkat disetiap tahunnya. Berikut Pencapaian KOMET tahun 2010 s.d. 2014 :
2010
2011
2012
2013
2014
Aset Pengetahuan
2084
1869
2312