Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Level tertinggi dari insecure adalah merasa tidak layak untuk siapapun. Kesehatan mental itu ketika kamu mampu menyelesaikan problem-problem dalam kehidupan sehari-hari secara efektif, merasa punya kemampuan dalam menghadapi hal-hal dan merasa bahagia. Mudah diucapkan memang. Praktiknya seringkali cukup sulit. Beberapa tips dalam menjaga kesehatan mental teman-teman:
Susun planning beserta timeline tentang hal-hal yang harus dikerjakan di hari tersebut. Ini membantu anda dalam menyelesaikan problem2 secara efektif dan tuntas, jadi anda keesokan harinya gak akan terbebani dengan deadline yang bergentayangan di pikiran kalian. Merasa cemas? Coba tanyakan pada diri anda apakah anda sudah melakukan upaya yang maksimal dalam pekerjaan tersebut. Jika sudah, maka rilekskan pikiran anda. Meditasi. Ini adalah usaha untuk mendapatkan energi kembali dari dalam diri. Bagi anda yang lebih cocok mendapatkan energi dari bertemu orang banyak, silahkan bisa diganti dengan ikut komunitas yang membuat anda merasa makin bersemangat namun tetap merasa perlu belajar. Jalin hubungan pertemanan yang berkualitas, hindari teman yang membawa pengaruh buruk, seperti membuat anda berjalan mundur. Kenapa? Karena kesehatan mental kita banyak ditentukan dengan siapa kita berinteraksi. Hindari membandingkan dirimu dengan orang lain. Perjalanan hidupmu, usahamu,kerja kerasmu tidak dapat dibandingkan dengan pencapaian orang lain. Kamu ya diri kamu, mereka ya mereka! Ketika orang lain menghina atau memandang rendah dirimu usahakan jangan membalas dengan amarah. Salurkan amarahmu dengan olahraga, atau karya tulis, atau jika mau menyampaikan kalau kamu kecewa pada kata-katanya, bicarakan ketika kalian hanya berdua saja. Berusaha cintai pekerjaanmu. Kenapa? Biar kerja makin semangat dan gak ada beban. Hindari banyak mengeluh. Mengeluh bisa membuatmu tidak bersyukur dan semakin membuatmu merasa terbebani. Pekerjaan malah jadi gak selesai-selesai. Sebelum tidur coba renungkan apakah kamu telah bahagia? Apakah kamu sedang mewujudkan mimpimu atau mimpi orang lain? Recharge energi dengan melakukan hobi. Katakan tidak jika suatu tugas bukan tanggung jawabmu. Kecuali jika kamu punya waktu luang untuk membantu mereka. Itu dulu yang bisa saya bagikan. Jawaban saya juga masih bisa didebat dan diberi masukan.Menjadi manusia sudah takdirnya selalu gelisah. Gelisah soal hidup, gelisah soal jodoh, gelisah soal masa depan. Insecure itu normal... Tapi kenapa ya kita bisa insecure? Gimana caranya supaya bisa membatasi rasa insecure tersebut? Kenapa kita masih sering ngeraguin diri sendiri? selalu mikir tak bisa dan tak mampu. Dan juga beranggapan segala pencapaian selama ini hanya sedang beruntung saja. Gimana sih buat menghilangkan keraguan dalam diri? Persepsi seseorang tentang suatu masalah tentu berbeda-beda berdasarkan pengalamannya sepanjang hidup. Insecure itu normal, sesuatu hal yang sangat manusiawi. Jadi fokus utamanya bukan supaya tidak lagi insecure, tetapi walaupun merasa insecure, minimal tidak merepotkan orang lain apalagi merugikannya. Insecure itu pasti. Bahwa jika tidak insecure justru ada yang salah dengan diri sendiri karena insecurities hanyalah tanda tanda bahwa sebenarnya saya melihat hal yang lebih baik untuk diri sendiri. Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi kesehatan mental seorang remaja. Semakin banyak faktor resiko yang dihadapi remaja, semakin besar pula potensi terjadinya gangguan mental. Nah, yang saya sering jumpai belakangan ini adalah para remaja yang harus sekolah/kuliah di rumah. Kalau masalah belajar dari rumah saja mungkin masih oke, bebannya hanya tugas. Masalahnya, beberapa remaja tumbuh di keluarga yang broken home. Mau tidak mau setiap hari mereka menghadapi kondisi keluarga yang tidak akur. Di situlah faktor resiko menjadi bertambah, semakin bertambah lagi apabila kondisi perekonomian keluarga juga sedang terganggu. Potensi gangguan mental semakin besar, dan yang paling mudah ‘terjangkau’ adalah depresi. Berikut adalah beberapa kondisi terkait kesehatan mental yang paling sering dialami remaja:
GANGGUAN EMOSI: Selain depresi dan kecemasan, remaja juga mudah sekali marah dan frustasi. Remaja sering mengalami perubahan suasana hati dan ledakan emosi yang cepat dan tidak terduga. Kadang kondisi ini bisa sampai membuat remaja mengalami gejala fisik lain seperti sakit perut, sakit kepala, dan mual.
GANGGUAN PERILAKU ANAK: Ini termasuk ADHD dan Conduct Disorder (jika berlanjut hingga dewasa, ini bisa mengarah pada Gangguan Kepribadian Antisosial seperti psikopat/sosiopat. Gangguan perilaku anak bisa mempengaruhi pendidikan remaja dan mengakibatkan perilaku kriminal.
GANGGUAN MAKAN: Biasanya muncul pada usia remaja atau dewasa awal dan sering menyerang perempuan. Termasuk di dalamnya anoreksia dan bulimia nervosa. Keinginan dan tuntutan agar tubuh terlihat sempurna pada remaja biasanya menjadi penyebab munculnya gangguan ini. Hati-hati ya ciwi-ciwi.
Sering panik, tidak percaya diri, minderan, takut, ga yakin sama diri sendiri, takut di omongin dari belakang, berkali kali ngerasa gagal dalam segala hal. Kadang heran sama diri sendiri, berkali kali diajak berdamai tapi selalu gagal takut jadi pribadi yang aneh. Isu kesehatan mental bisa dibilang masih menjadi hal yang tabu. Konsultasi ke psikolog langsung disimpulkan kalau dia gila. Karena itu orang-orang tidak mau ke psikolog, kalaupun mau harus sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan tetangga. Kalau sudah dicap begini, akses mereka untuk mendapatkan pengobatan yang layak akan semakin sulit, ujung-ujungnya dikucilkan masyarakat dan jadi bahan omongan di mana-mana. Tidak ada yang salah perihal cemas yang berlebihan atau menutup diri karena mengalami suatu hal yang membuat kita tak nyaman, yang terpenting jika hal itu terjadi, kita harus lebih mencintai dirimu sendiri jangan sampai sibuk untuk melakukan apa yang sedang orang -orang katakan, cukup menjadi diri sendiri dan mencintainya.
Pengenalan diri sangat berarti untuk menjalani hidup dan peran apapun lebih optimal. Dari aplikasi ini banyak sekali orang yang mengalami mental health yang dimana mereka tidak siap dengan kritik dan hujatan, namun mereka ingin terlihat selalu mengikuti tren yang sedang viral, pada dasarnya tidak semua orang bisa dan tidak semua orang mampu untuk menerima apa yang tidak sesuai dengan dirinya. Aplikasi bernama LABU ini mempunyai kecerdasan buatan (artificial intelligence) Spesialisasi untuk kesehatan mental, stres, dan menghilangkan kecemasan.
• Terapi perilaku kognitif
• Terapi tingkah laku dialektik
• Meditasi
• Yoga
• Curhat
Aplikasi yang menggabungkan program dan games interaktif berbasis sains
• Spesialisasi untuk overthinking, depresi, dan kecemasan
• Artikel dan video
• Games seru
Pengembangan diri
• Relasi
Setiap orang pasti akan memilih untuk diam dan jarang banyak menceritakan kehidupannya kepada orang lain. Karena hal tersebut bersifat pribadi dan suatu tanggung jawab untuk terima apapun mengenai diri sendiri.
Jadi aplikasi ini sangat berguna bagi kita yang membutuhkan tempat untuk bercerita. Dia seperti jurnal harian yang dapat kita tulis sewaktu-waktu. Aplikasi ini terutama ditargetkan untuk audiens yang menderita masalah kesehatan mental, tetapi tidak mampu membayar terapi atau konseling. Mereka terutama berguna dalam normalisasi gangguan melalui teknologi, platform media sosial, dan anonimitas. Bagi banyak orang, termasuk saya sendiri, aplikasi ini berfungsi sebagai jembatan antara tetap diam dalam perjuangan kita, dan mencari bantuan profesional. Hal yang dapat diandalkan dan terus mengandalkan beberapa aplikasi ini untuk ketenangan pikiran, meskipun telah memasuki terapi. Secara pribadi, saya merekomendasikan LABU dalam praktik mindfulness, yang sangat membantu individu yang gelisah. Intinya, pengalihan topik yang biasanya stigmatisasi seperti Kesehatan Mental dari pertemuan tatap muka ke platform teknologi yang berkembang memungkinkan aksesibilitas, kenormalan, dan dukungan. Aplikasi ini bertujuan agar bisa meluapkan apa yang sedang kita semua alami dan rasakan atau apapun yang ingin kita utarakan dengan sistem aman dan terpercaya. Efeknya apa untuk kesehatan mental? Aplikasi ini memberikan rasa nyaman dan sekaligus aman, karena sudah ada menjadi tempat untuk mengeluarkan apa yang sedang kita pikirkan. Baik emosi, ide, pengalaman berharga, reminder dan sebagai tempat untuk mengintrospeksi diri. Merasa lebih tenang karena kita jauh lebih bisa menahan diri untuk tidak mengumbar sesuatu yang tidak penting di sosial media. Aplikasi ini semacam Mood tracker harian, kita harus mengisi mood tracker tersebut 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam. Saat mengisi Mood tracker ini, kita harus menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan atau suasana hati  kita saat itu, kita juga harus memilih yes atau no. setelah memilih yes atau no, kita akan diberi pilihan lagi untuk menjelaskan seberapa detail perasaan yang sedang kita alami. Aplikasi ini sangat membantu saya untuk menyadari emosi yang sedang dirasakan. Setiap 15 atau 10 hari aplikasi ini akan memberikan results dari pertanyaan yang sudah kita isi secara rutin. Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pelacak suasana hati adalah cara yang bermanfaat dan aman untuk menawarkan dukungan bagi kaum muda untuk mengelola pemikiran mereka tentang menyakiti diri sendiri dan mengembangkan strategi untuk menghindari perilaku ini. Pelacakan suasana hati / pelacakan kebiasaan menawarkan banyak manfaat. Misalnya, ini dapat membantu seseorang: mengidentifikasi pemicu suasana hati yang buruk, menyakiti diri sendiri, dan perilaku negatif buat strategi untuk mengelola suasana hati yang rendah dan impuls berbahaya itu juga membantu memantau sejauh mana obat atau terapi bekerja. Hal lainnya mengapa kita menciptakan LABU dalam bentuk aplikasi adalah untuk:
Efisiensi waktu: Teknologi dapat membantu menghemat waktu dan mempercepat proses yang biasanya memakan waktu lama. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi pemesanan online, kita dapat memesan makan sambil bekerja.
Akses informasi: Teknologi memberikan kita akses ke jutaan sumber informasi, seperti buku, artikel, video, dan lain-lain. Ini mempermudah kita untuk belajar dan memperluas pengetahuan.
Konektivitas: Teknologi memudahkan kita untuk berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain, bahkan jika jarak sangat jauh. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi video chat, kita dapat berkomunikasi dengan teman dan keluarga di luar negeri.
Produktivitas: Teknologi dapat membantu kita menjadi lebih produktif, misalnya dengan menggunakan software untuk mengelola pekerjaan dan tugas-tugas harian.
Entertainment: Teknologi juga membantu kita menemukan hiburan, seperti film, musik, dan game.
Kesehatan: Teknologi juga membantu kita dalam hal kesehatan, misalnya dengan menggunakan aplikasi pemantau kondisi kesehatan dan alat-alat pemantau kondisi fisik.
Namun, penting untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin terjadi, seperti ketergantungan dan masalah privasi.
Beberapa langkah sederhana bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental. Dengan melakukan perubahan ini, maka dapat dipastikan hal ini memengaruhi semua aspek kehidupan. Dengan menjaga kesehatan mental, maka kamu merasakan beberapa efeknya seperti suasana hati yang membaik, membangun ketahanan, dan membantu menikmati hidup secara keseluruhan. Saya harap ini berlanjut hingga masa depan perangkat genggam. Semoga aplikasi ini bisa membantu teman-teman yang menginginkan manfaat serupa dari sebuah aplikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H