SISTEM PEMERINTAHAN DAN POLITIK AL-FARABI
Pada tahun 257 H atau bertepatan pada tahun 870 M di kota kecil yang bernama Wasij, wilayah Farab yang termasuk dalam kawasan Turkistan, lahirlah seorang anak yang tumbuh menjadi seorang ulama dan akademisi yang hebat yang bernama Abu Nashar bin Muhammad bin Mohammad bin Tarkham bin Unzalaqah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Al-Farabi. Ia adalah seorang Syiah Imamiyah dan ayahnya adalah seorang perwira Persia yang menikah dengan wanita Turkestan.
Semasa hidupnya, ia dikenal sangat pandai dalam bidang kebahasaan seperti bahasa Persia, Kurdistan, dan Turkestan. Ia juga mempelajari bahasa Yunani ketika ia memutuskan untuk pindah kw Harran yang merupakan aalah satu pusan kebudayaan Yunani dan Timur Tengah. Ia mempelajari bahasa Yunani dengan bimbingan seorang guru yaitu Yuhannah bin Jilan. Selain itu, Al Farabi juga mempelajari tentang ilmu logika ketika ia pindah ke Baghdad dengan bumbingan gurunya yaitu Abu Bisyr Mattiyus atau Bisyr Matta bin Yunus. Tidak lupa, ia juga mendalami  bahasa Arab kepada gurunya Abu Bakr As-Sarraj, seorang ahli ilmu Nahwu.
Dari kepandaiannya, ia mendidik beberapa murid yang dimana salah satunya ialah Yahya bin Adily. Karna ketertarikannya pada dunia politik, pada tahun 942-950 M Al Farabi menyusun buku berupa karya politik, diantaranya adalah :
1. Al-Madinah Al-Fadhillah (Pandangan utama penduduk kota utama (Baghdad dan Damaskus))
2. Al-Siyasah Al-Madaniyyah (Pemerintah Negara)
3. Fushul Al-Madani (Aforisme-aforisme negarawan)
Ia juga memiliki aliran filsafatsinkretis yang merupakan karya-karyanya yang terinspirasi Aristoteles dan Plato yang diharmoniskan dengan nilai-nilai islam.
Dalam mengartikan arti dari sebuah negara dan warga negara ia berpendapat bahwasanya negara atau kota merupakan suatu kesatuan masyarakat plaing mandiri dan paling mampu memenuhi kebutuhan hidup. Menurutnya, negara yang warganya sudah mandiri dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan nyata disebut Negara Utama. Yang dianalogikan seperti tubuh manusia yang sehat dan utama, karena secara alami, pengaturan organ-organ  dalam tubuh manusia bersifat hierarkis dan sempurna.
Ada beberapa negara yang bertentangan dengan Negeri Utama, yaitu Negara Bodoh (Al Madinah Al Jahiliyyah), Negeri Pembangkang,Korup,Fasik (Al Madinah Al Fasiqoh), Negeri yang Berubah (Al Madinah Al Mubaddilah), Negeri Sesat (Al Madinah Al Dhalalah).
1. Negeri Bodoh Negara yang oenduduknya tidak mengenal kebahagiaan. Kebahagiaan tidak pernah terlintas dalam hati penduduknya.
2. Negeri Pembangkang Negara yang mengenal tuhan dan kehidupan akhirat, tetapi mereka gagal dalam mengamalkannya.
3. Negeri Berubah Negara yang awalnya mengikuti pandangan yang sama dengan Negeri Utama tetapi kemudian keliru dalam pandangan mengenai tuhan dan akal.
4. Negeri Sesat Negara yang penduduknya mengetahui tentang pandangan yang benar tetapi sesat karena pemimpinnya menganggap dirinya nabi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H