Pendidikan Anak Usia Dini adalah pembinaan anak dari sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pembinaan ini dilakukan sebagai bantuan perkembangan rohani dan jasmani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu Pendidikan di usia dini dapat menstimulus perkembangan emosional anak dan intelektual anak.
Anak usia dini memiliki  6 aspek perkembangan yang harus dioptimalkan dengan baik. Permendikbud No. 137 tahun 2014 yang meliputi nilai agama, social emosional, bahasa, fisik motorik, kognitif dan seni. Salah satu perkembangan yang harus dioptimalkan pada anak usia dini adalah kemampuan kognitif pada anak. Kognitif merupakan kemampuan berpikir pada anak untuk mempelajari suatu hal yang baru serta menyelesaikan persoalan sederhana di lingkungan sekitar anak.
Perkembangan kognitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, (3) konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam bidang pengembangan kognitif yaitu anak mampu mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang salah satunya adalah anak mampu mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC. Indikatornya ialah mengurutkan urutan berikutnya setelah melihat bentuk pola yang berurutan. Pengenalan pola tersebut berhubungan dengan pola dapat membantu anak bersosialisasi dan memperluas pengetahuan mereka tentang persamaan dan perbedaan. Pola dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak seperti belajar mengamati, mengumpulkan dan mengurutkan.
Permainan matematika untuk anak usia dini adalah kegiatan konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat alamiah. Tujuan permainan matematika untuk anak usia dini adalah agar anak dapat berpikir logis dan sistematis, memiliki ketrampilan berhitung yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memahami konsep ruang dan waktu, memiliki daya abstraksi dan apresiasi serta membangun daya kreatifitas dan imajinasi anak.
Media adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak. pemahaman disini tidak hanya sebatas kepada sarana dan wahana fisik untuk menyalurkan pesan melainkan juga mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia, metose yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Syarat-syarat media dalam pengembangan kognitif :
- Menarik/ menyenangkan baik warna maupun bentuk
- Tumpul/ tidak tajam bentuknya
- Ukuran disesuaikan anak usia TK
- Tidak membahayakan anak
- Dapat dimanipulasi
Menggunakan media sate buah untuk mengenalkan bentuk-bentuk geometri sangatlah bermanfaat. Penyampainan bentuk-bentuk geometri menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran bentuk geometri menjadi lebih interaktif dan tentu saja lebih efisiensi dalam waktu dan tenaga. Pengenalan geometri pada anak TK berupa diantaranya pengenalan bentuk lingkaran, segitiga, dan segiempat. Pembelajaran dengan menggunakan mefia sate buah agar anak mampu memahami bentuk geometri dengan mudah dan menyenangkan serta melibatkan berbagai pengalaman yang sudah diketahuinya.
Adapun tujuan dari media sate buah adalah :
- Anak mampu mengenal dan menyebutkan berbagai bentuk geometri
- Anak memberikan pengalaman langsung kepada anak untuk mengenal bentuk geometri
- Anak mampu mengidentifikasi pola berulang
- Anak mampu mengetahui jenis-jenis geometri 2 dimensi/ bangun datar dan geometri 3 dimensi/ bangun ruang
- Anak mampu mengenal kata-kata yang berkaitan dengan gemetri seperti sisi dan sudut
Penulis : Erlina, S.Pd TK PoteumeureuhomÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H