Mohon tunggu...
Nazira Elok Safitri
Nazira Elok Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - An Undergraduate Student Bachelor of Public Health, Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan dan pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Pemerintah dan Pemberian Edukasi Masyarakat dalam Pencegahan Cacar Monyet (Monkeypox) di Indonesia

1 Oktober 2024   09:01 Diperbarui: 1 Oktober 2024   09:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belum lepas dari bayang-bayang pandemi Covid-19, Indonesia harus kembali menghadapi ancaman penyakit.  Cacar monyet merupakan sebuah penyakit akibat infeksi virus Monkeypox yang pertama kali ditemukan di Afrika. Sejak ditemukannya kasus pertama tahun 1970, ditemukan bahwa terdapat pergeseran manifestasi klinis pada penyakit, dilihat dari pola dan bentuk lesi yang mengalami perbedaan yang menjadikan belum ditemukannya pengobatan yang bisa diberikan secara spesifik karena adanya potensi mutasi. Meskipun penyakit ini memiliki potensi penularan yang rendah, namun masih ada potensi kematian untuk beberapa kalangan. Hal ini tentu menjadikan urgensi pencegahan semakin tinggi, baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat.

Indonesia memiliki angka kemiskinan dengan ketidaklayakan hunian yang tinggi terutama akan tingkat akses layanan sanitasi yang layak. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, presentase rumah yang layak huni terhadap layanan sanitasi mencapai 82,36%, meski angka tersebut terlihat tinggi, masih ada 17,64% masyarakat yang belum mendapatkan tempat tinggal dengan kualitas akses yang layak terhadap sanitasi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap kasus penyebaran cacar monyet sebelumnya, terdapat riwayat perilaku yang berkaitan erat dengan lingkungan tempat tinggal. Salah satu hal yang menjadi faktor risiko penyebaran virus ini adalah melalui hewan pengerat seperti tikus. Di lingkungan tempat tinggal yang memiliki sanitasi buruk, hewan tersebut sering muncul dan menjangkau bagian-bagian yang erat dengan aktivitas manusia. Interaksi antara hewan dan manusia, terutama hewan pengerat berpotensi tinggi dalam menyebarkan penyakit dan dapat dicegah dengan menciptakan sanitasi yang baik.

Memiliki tempat tinggal dengan sanitasi yang layak merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia, terlebih untuk tujuan mewujudkan masyarakat yang sehat. Masih banyak daerah-daerah pemukiman yang terlalu padat penduduk, hingga tidak mendapatkan pencahayaan matahari yang cukup, perputaran udara yang baik, dan pengairan yang lancar, seperti Kampung Akuarium yang ada di Jakarta. Kondisi tersebut dapat menjadi media tempat berkembangnya media perantara penyakit ataupun penyakit itu sendiri. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk dapat mewujudkan lingkungan rumah masyarakat untuk dapat menunjang kesehatan masyarakat seperti terhindar dari penyakit ini.

Pada penelitian yang telah dilakukan saat mengobservasi penyebaran kasus Mongkeypox, juga terdapat indikasi seksual yang terlibat di dalamnya. Pada Sebagian besar kasus, pasien yang terindikasi cacar monyet merupakan individu laki-laki yang aktif dalam kegiatan seksual sesama jenis, meskipun juga ditemukan kasus pada perempuan dan anak-anak. Namun, melihat banyaknya kasus dikarenakan aktivitas seksual yang tidak sehat, tentu hal ini patut menjadi perhatian, terlebih pada sebagian kasus kematian menjerat individu yang memiliki riwayat HIV/AIDS dan sifilis yang penyebarannya melalui aktivitas seksual yang tidak sehat. Selain itu gaya hidup sehat juga berperan dalam mencegah penyebaran penyakit, sehingga dibutuhkan edukasi ke masyarakat akan hal tersebut.

Meskipun risiko penularan Monkeypox tergolong rendah, namun melihat risiko yang akan terjadi apabila menjangkit manusia tetaplah berbahaya. Dalam mencegah penularan lebih lanjut, mada diperlukan partisipasi pemerintah dan masyarakat, terutama untuk mewujudkan sanitasi yang baik untuk kehidupan kesehatan masyarakat. Mulai dari pengadaan sanitasi yang layak, edukasi gaya hidup sehat, dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan apabila terjakit, agar tidak terjadi penularan lebih luas.

Referensi: 

Chrisanty, R. Z. & Manggalou, S., 2024. Implementasi Kebijakan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidah Layak Huni (RUTILAHU): Studi Kasus di Kelurahan Made Kota Surabaya. Visa: Journal of Visions and Ideas, 4(3).

Layn, S. R., Lestari, H. & Muchtar, F., 2023. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemandu Wisata dalam Upaya Pencegahtan Cacar Monyet (Monkeypox) di Desa Wisata Liya Togo. KOLONI: Jurnal Multidisiplin Ilmu, 2(3).

Marisah, Hilmy, I. L. & Salman, 2022. Studi dan Tatalaksana Terkait Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) yang Menginfeksi Manusia. Jurnal Farmasetis, 11(3).

Suarayasa, I. K., Zulkifli & Kristoper, O. M., 2023. Mekanisme Penyebaran Cacar Monyet dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Sehatmas: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 2(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun