Mohon tunggu...
Nazira Aulia Pratika
Nazira Aulia Pratika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Bahasa Indonesia UIN SUSKA RIAU

Pendidikan Bahasa Indonesia UIN SUSKA RIAU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Positif dan Negatif Korean Wave bagi Generasi Muda

10 Januari 2022   23:07 Diperbarui: 11 Januari 2022   17:28 41631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyaknya anak muda atau generasi milenial Indonesia yang menyukai sesuatu yang berhubungan dengan Korea menyebabkan mereka terisnpirasi untuk meniru cara berpakaian dan mengetahui perpaduan style dari idol yang mereka kagumi. Asalkan sesuai dengan norma kesopanan yang ada di Indonesia. Dengan adanya dunia kpop ini sehingga remaja dapat lebih kreatif dalam mengembangkan dirinya. Dengan adanya hubungan pertemanan walaupun secara online, Kpopers memiliki banyak teman dari berbagai daerah, atau pun dari negara luar karena sesama penggemar idol yang disukai. Mereka menyukai drama, musik, dan fashion yang sama sehingga terjalinnya hubungan antar sesama fans K-Pop (Hurlock, 2003).

Menyukai budaya Korea juga dapat memotivasi para Kpopers, karena dengan menyukai hal yang berbau Korea para K-Pop stan akan termotivasi untuk belajar memahami bahasa Korea yang dapat memperluas penguasaan bahasa asing kita. Dan juga musiknya dapat dijadikan motivasi karena dapat menambah semangat belajar dengan mendengarkan musik K-Pop tersebut. Dan juga kisah idola mereka juga dianggap  menginspirasi yang mereka tuangkan lewat lagu-lagu ciptaannya.

Ada dampak positif tentunya ada dampak negatifnya. Dampak negatif dari budaya Korea yang masuk ke Indonesia menyebabkan tergesernya budaya yang ada di Indonesia. Kita seperti lebih mengutamakan budaya negara lain daripada budaya bangsa sendiri dan seolah kita hanya ingin selalu meniru semua aspek dan kehidupan yang berbau Korea. Hal ini juga sangat membuang waktu dan uang untuk hal yang sia-sia. Karena remaja sekarang ini kadang lupa waktu untuk belajar hanya untuk melihat idolanya. Jam tidur juga terganggu gara-gara menonton drama korea, dan membuang uang hanya untuk membeli hal-hal yang kurang berguna dan kadang membeli kuota internet yang berlebihan hanya untuk melihat idolanya lewat layer handphone. Bahkan kesehatan mata juga terganggu karena keseringan melihat ponsel. Kita juga bisa terkena insomnia atau kesulitan tidur karena terlalu sering bergadang hanya untuk maraton menonton drama yang disukai. Hal ini tentu sangat menyita waktu istirahat. Budaya K-Pop mempengaruhi  cara berpakaian anak muda zaman sekarang terutama untuk perempuan yang ingin mencontoh apa yang dipakai oleh idolanya. Kadang mereka memakai baju yang tidak sopan yang bertentangan dengan agama apalagi mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Karenanya diperlukan perhatian dari orang tua untuk mengawasi dan mengontrol anaknya.

Hampir semua kalangan remaja menggilai Korean Wave. Jika di lihat dari sudut pandang Islam jelas sangat bertentangan. Korean style yang cenderung menyenangkan dengan tipe kehidupan borjuis dan hedonis materialis bagi generasi. Hal ini menyebabkan terkikisnya akhlak generasi dan jauh dari nilai nilai keislaman. Atas nama globalisasi dan modernisasi generasi di seret pada kehidupan yang cenderung liberal (bebas), menjadikan generasi kita menjadi generasi pembebek, generasi yang lemah secara pemikiran, kepribadian yang mudah di rusak dan kehilangan idealisme. Itulah kerusakan yang di timbulkan, generasi yang seharusnya menjadi agen of change justru menjadi korban budaya kufur.

Agamalah yang seharusnya menjadi standar baik dan buruk, Islam yang membawa seperangkat aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Generasi haruslah di didik dan di bina dengan akidah Islam yang baik sehingga jauh dari kehidupan hedonistik, negara juga berperan untuk menutup semua konten media yang berisi budaya yang bertentangan dengan Islam. Keluarga dalam Islam berfungsi sebagai sekolah pertama dan utama bagi para putra-putrinya, Sehingga menjadikan pola pikir generasi penerus bangsa dan pola sikap nya sesuai dengan ajaran agama Islam, yang di terapkan dalam semua sisi kehidupan.

Kesimpulan

Korean Wave atau Hallyu adalah sebuah istilah yang diberikan pada budaya K-Pop secara global di berbagai negara di dunia sejak tahun 1990-an. Secara singkat terpusat pada perkembangan globalisasi budaya Korea. Di Indonesia, fenomena gelombang Korea melanda generasi muda terutama remaja Indonesia yang umumnya menyenangi drama atau disebut K-Drama dan Musik Pop korea atau yang lebih dikenal dengan K-Pop. Korean Wave ini memiliki dampak yang positif dan ada negatif. Dampak positif diantaranya adalah dapat menjadi inspirasi fashion, cara berpakaian, dapat memotivasi diri dan mempunyai banyak teman dari berbagai daerah bahkan negara. Di samping dampak positif tentu juga ada dampak negatifnya, diantaranya budaya Korea yang masuk ke Indonesia menyebabkan tergesernya budaya yang ada di Indonesia, membuang waktu dan uang untuk hal yang sia-sia, dan dampak yang paling berpengaruh adalah cara berpakaian yang menggunakan baju tak layak dipakai bagi perempuan, apalagi yang beragama Islam Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan mengontrol kegiatan anak jika sudah terlalu berlebihan dalam menyukai K-Pop. Bisa menggunakan cara mengalihkan dengan mungkin membawa anak tersebut pergi liburan, mengadakan family time, atau yang lebih bagus membawa anak ke pengajian.

Daftar Pustaka

Ardia, V. (2014). Drama korea dan Budaya Popular. Jurnal Komunikasi, 2(3), 1218.

Chung, E., Beverland, M., Farrelly, F., & Quester, P. (2008). Exploring consumer fanaticism: Extraordinary devotion in the consumption context. Journal of Advances in Consumer Research. 35 (4), 333-340.

Hamilton, Sara M. (2009). Globalization. Minnesota: Abdo Consulting Group

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun