Mohon tunggu...
Nazilatun Nimah
Nazilatun Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN KUDUS

Mahasiswa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Harmoni dalam Keberagaman: Moderasi Beragama Sebagai Kunci Perdamaian

23 Oktober 2024   20:53 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:35 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penawangan, 09 Oktober 2024 -- Ditengah semakin kompleksnya dinamika sosial dan budaya, tantangan keberagaman menjadi salah satu isu central yang perlu diperhatikan. Dalam konteks Indonesia, yang dikenal dengan slogan "Bhinneka Tunggal Ika," moderasi beragama menjadi kunci penting dalam membangun harmoni dan perdamaian di masyarakat. Sehingga Mahasiswa KKN MB 089 melaksanakan seminar Moderasi beragama di Desa Penawangan yang dihadiri oleh perangkat Desa, RT/ RW, BPD, SKD, Guru, sertaa Mahasiswa MB 089. Pada seminar Moderasi Beragama ini yang dimoderatori oleh Adelia Firda Maharani dan dihadiri oleh ibu Prof. Dr. Any Ismayawati, S.H. S. Hum. Sebagai pemateri.

Mahasiswa KKN MB 089 dalam melaksanakan seminar moderasi beragama karena yang dilihat pada Desa Penawangan ini keberagaman budaya dan agama, menujukkan pentingnya pendekatan moderat untuk menciptakan kehidupan yang rukun. Di desa penawangan merupaksn contoh nyata dari keberagaman yang ada di Indonesia. Penduduknya terdiri dari berbagai latar belakang agama, termasuk Islam, Kristen, dan Hindu. Keberagamn ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber kekuatan bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang bersama.

Dalam kegiatan ini para audient diajak untuk lebih mendalami apa itu toleransi yang ada dalam kehidupan sekitar dan bagaiamana cara merespon perbedaam keberagaman dengan baik. Salah satu audient bertanya terkait dengan bagaimana peran pemuda, khususnya mahasiswa, dalam memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di tengah perkembangan digital yang sering kali memicu disinformasi terkait dengan kegamaan. "Ujar Narasumber terkait dengan perntannyaan tersebut yakni, harus memila berita-berita yang simpang siur, harus melihat info yang lebih valid terkait dengan berita-berita yang tersebar luas di internet.

Dengan kegiatan ini para audient mendapatkan edukasi yang bermanfaat, terutama dalam bertoleransi, karena pada Desa Penawangan tidak hanya satu agama melainkan ada 3 agama. Harapan dengan adanya seminar di Desa Penawagan ini lebih menguatkan toleransi antar agama, suku maupun ras untuk mendapatkan rasa aman, nyaman dan juga tentram dalam bermasyarakat.

Mahasiswa KKN MB 089 pun berkomitmen untuk terus melaksanakan program-program edukasi lainnya selama masa pengabdian di Desa Penawangan ini, dami membentuk generasi-generasi muda yang suka akan keberagaman dalam kehidupan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun