Mohon tunggu...
Nazila Putri kyla
Nazila Putri kyla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP UMJ

Saya adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fenomena Deepfake dan Dilema Etika Komunikasi di Era Digital

7 Mei 2024   10:38 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:53 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nazila Putri Kyla (23010400205)

Dosen Pengempu: Dr. Nani Nurani Muksin, M.Si

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMJ

Di era digital ini, kemajuan teknologi komunikasi telah membawa berbagai kemudahan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah kemunculan teknologi "deepfake", yang memungkinkan manipulasi video dan audio dengan cara yang sangat realistis. Teknologi ini membuka peluang baru untuk kreativitas dan hiburan, namun di sisi lain, juga menghadirkan dilema etika komunikasi yang kompleks.

Apa itu Deepfake?
Deepfake adalah teknik manipulasi video dan audio yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengganti wajah atau suara seseorang dengan orang lain. Teknologi ini dapat digunakan untuk membuat video yang tampak nyata, seolah-olah seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.
Dampak Negatif Deepfake pada Etika Komunikasi
Penggunaan deepfake yang tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada etika komunikasi, antara lain:

1. Penyebaran informasi yang salah dan hoaks: Deepfake dapat digunakan untuk membuat berita palsu atau konten menyesatkan yang dapat menipu publik dan memicu keresahan sosial.

2. pencemaran nama baik: Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang mendiskreditkan atau memfitnah seseorang, merusak reputasi mereka, dan bahkan membahayakan keselamatan mereka.

3. pelecehan dan perundungan online: Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang melecehkan atau merundung seseorang, menyebabkan trauma emosional dan psikologis.

4. Gangguan privasi: Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang melanggar privasi seseorang, seperti video porno atau video intim tanpa persetujuan mereka.

Analisis Etika Komunikasi Deepfake dengan Teori Filsafat dan Etika Komunikasi
Untuk menganalisis dilema etika komunikasi deepfake, kita dapat menggunakan beberapa teori filsafat dan etika komunikasi, seperti:

* Etika Utilitarianisme: Menurut teori ini, tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan konsekuensinya. Dalam konteks deepfake, tindakan menggunakan deepfake dapat dianggap baik jika menghasilkan konsekuensi yang positif dan buruk jika menghasilkan konsekuensi yang negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun