Dalam kehidupan ini tentu saja kita tidak bisa terlepas dalam proses mekanisme mencari ilmu. Ilmu tidak hanya penting bagi diri individu tertentu, tetapi sangat dibutuhkan dalam komponen kehidupan, seperti halnya bahan pokok makanan sehari-hari.
Jika seseorang menginginkan sesuatu dia pasti bertanya ataupun mencari tahu tentang apa yang ingin diketahui, entah itu bertanya kepada seseorang, membaca buku, mencari di internet ataupun yang lain, sampai dia benar-benar tahu tentang jawaban tersebut. Proses tersebut akhirnya akan melahirkan sebuah ilmu yang secara tidak langsung didapatkan oleh seseorang dalam keadaan tidak sadar ataupun sadar secara total. Kita tidak hanya perlu tahu bagaimana mendapatkan ilmu, tetapi kita juga harus tahu bagaimana cara mencari ilmu.
Seperti halnya pada saat kita membeli baju tidak hanya tahu berapa harga nya tetapi kita juga penasaran dengan siapa yang membuatnya, bahannya bagaimana, standar apa pemasarannya dan lain-lain.
Dengan mengetahui cara dalam mencari ilmu tersebut, dapat memberikan manfaat yang cukup berpengaruh untuk para pencari ilmu, dalam lembaga formal maupun non-formal. Mereka bisa mengatasi penyakit-penyakit selama mencari ilmu seperti, bisa mengatasi masalah ketika semangat mencari ilmu sedang turun, bisa mengatasi godaan teman sebaya yang mengajak untuk berbuat buruk, bisa meningkatkan mutu belajar dengan baik, dan lain-lain.
Untuk itu seyogyanya para pencari ilmu setidaknya mengkaji lebih dalam tentang apa itu ilmu, bagaimana cara mencarinya, bagaimana cara untuk mendapatkannya, apakah ilmu itu bermanfaat atau tidak, karena sejatinya ilmu yang bermanfaat akan menunjukkan jalan bagi para perindunya, ketika mereka sedang tersesat dan lupa jalan pulang. Â Â Â
Akhir-akhir ini kita sering kali melihat fenomena-fenomena yang memprihatinkan dalam proses mencari ilmu, kita melihat banyak sekali siswa SD, SMP, dan SMA maupun para mahasiswa, yang berani dengan guru mereka, adu mulut, bahkan bertengkar. Ataupun juga sebaliknya guru yang mencaci muridnya, menghajar mereka, bahkan sampai mencabuli siswinya. Alangkah mirisnya fenomena-fenomena tersebut, bagaimana perasaan mereka para korban ataupun tersangkanya, bagaimana bisa mereka menodai prosesi mencari ilmu seperti itu, tidak malukah mereka dengan apa yang mereka perbuat, ataukah memang sudah tak ada rasa menghargai satu sama lain, atau benarkah bahwa syetan sudah menjelma menjadi manusia.?
Mencari ilmu itu membutuhkan kekuatan fisik maupun psikis, jangan kita kotori keduanya karena hal-hal sepele yang menjadikan ketegangan diantara kita semua. Bekalilah diri kita dengan kekuatan rohani maupun spiritual yang insyaAllah akan menjaga diri kita dari kelalaian yang disebabkan oleh godaan-godaan syetan.
Mencari ilmu memang banyak sekali hambatan-hambatannya, maka dari itu sabarkan lah diri kita atas apa yang menimpa kita. Bukankan Allah SWT sudah berfirman
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat menjadi penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
QS. Al-Baqarah ayat 153. Jelas sekali bahwa ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersikap sabar dalam segala hal, terutama dalam mencari ilmu, sabar dalam hal belajar, sabar dalam menghadapi guru, ataupun sabar dalam tingkah laku, walaupun kita juga mengerti bahwa hal itu sulit sekali dilakukan, tapi setidaknya ingatlah kalam Allah tersebut dikala kita sedang menghadapi gejolak hati yang kadang menguras emosi. Disamping dengan bersabar kita juga diingatkan tentang bersembahyang yaitu dengan melakukan sholat.
Jika kita bisa menjaga sholat kita, insyaAllah kitapun dimudahkan dalam mencari ilmu. Didalam kitab Ta'lim Mutaalim karya Syeikh Az Zarnuji disebutkan bahwa dalam mencari ilmu seseorang diharuskan untuk memiliki sikap Wira'i yaitu menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan, dengan menjaga diri dari rasa kenyang, menjaga diri dari rasa ngantuk, dan menjaga diri dari banyaknya bicara. Semua itu juga memerlukan adanya pendirian yang teguh dalam mencari ilmu, karena bukankah hasil sebuah ilmu itu dilihat dari seberapa besar usahanya.