Mohon tunggu...
Nazilah Alawiyah
Nazilah Alawiyah Mohon Tunggu... Penulis - Creator Digital / Designer / Sastra Cyber / Blogger

Welcome To My Kompasiana Profil. Support Me.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Alfarezeel Firman dari Buku Catatan Seorang Introvert 'Tentangku'

19 Desember 2022   22:30 Diperbarui: 20 Desember 2022   05:41 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon.com

TENTANGKU

"Aku ingin pulang"
Kata itu seringkali ku ucapkan dalam hati, setiap kali aku berada diantara kerumunan orang. Menyendiri didalam kamar, adalah salah satu hal yang paling nyaman untukku.

Tak meski berinteraksi, atau berbasa-basi tanpa isi. Berimajinasi dan berdiskusi dalam pikiran sendiri. Bahkan, menyendiri menjadi waktu dimana aku ingin mengisi energi. Karena entah kenapa, aku merasa begitu cepat lelah setiap kali aku bersosialisasi. Namun, aku bukanlah antisosial.

Karena aku pun manusia biasa, yang seringkali membutuhkan orang lain. Bahkan, tak jarang pula aku merasa sepi. Karena itu, aku pun seringkali menyempatkan diri untuk bersosialisasi. Aku pun sering bermain, ikut bercanda tawa, dan berusaha untuk banyak berbicara.

Dan lalu, aku membutuhkan waktu untuk menyendiri kembali setelah Itu, untuk beristirahat, dan memulihkan kembali energiku, sambil berdiskusi tentang apa yang telah terjadi hari itu.

Aku begitu menikmati waktuku ketika sendiri, atau hanya bersama beberapa orang yang bisa saling menghargai. Disaat sendiri atau hanya dengan beberapa orang, aku bisa menjadi pribadiku yang ceria dan gembira, pun apa adanya, tanpa harus berpura-pura.

Namun sebaliknya, bersama banyak orang malah seringkali membuatku merasa tidak baik-baik saja. Sepi didalam keramaian, begitulah rasanya. Aku tak bisa mengemukakan apa yang ada dalam pikiranku dengan mudah. Aku senang kala bertemu seseorang yang bisa memahami ku, mendengarkan apa yang aku pikirkan, lalu jika aku salah ia membenarkan, tanpa cacian.

Dalam sebuah chattingan, aku bisa menjadi atraktif, namun disaat pertemuan seringkali aku merasa canggung. Aku menjadi sangat pendiam pada orang-orang yang menurutku asing, dan aku bisa banyak berbicara pada orang yang membuatku nyaman. Aku cenderung mengamati kepribadian lawan bicaraku dan berhati-hati sebelum bersosialisasi.

Karena hari demi hari, tak jarang kutemui mereka yang sering berkata-kata sesuka hati, namun tak pandai berkaca dari. Orang-orang bermuka dua dan pandai berdusta, pun mengadu domba. Dari pada mendekati lalu tersakiti, lebih baik menghindari dan menyendiri, lalu berteman dengan sepi. Aku tahu, bukan hanya aku yang seperti ini.

Pesanku, tetaplah menjadi diri sendiri dan yang saling menghargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun