Ini bukan tentang kopi, senja ataupun asmara. Ini tentang pribadi yang sering kali disalahkan arti. Beberapa orang menganggap saya pasif, karena memilih diam dari obrolan yang kurang menarik. Padahal saya akan sangat aktif, bila membicarakan perihal yang menarik, bukan obrolan yang lagi-lagi tentang gosip.
Mereka bilang, saya anti sosial karena sering kali menyendiri juga menyukai sepi. Sepi bagi saya tempat berimajinasi, memikirkan perihal yang telah terjadi dengan membuat ruang diskusi dalam pikiran sendiri. Dan menyendiri adalah tempat menjadi diri sendiri, tanpa harus ada yang ditutup-tutupi.
Menyukai sepi dan menyendiri bukan berarti antipati, saya selalu menyempatkan diri untuk bersosialisasi. Dengan memilih diksi yang berisi, bukan basa-basi tak ada isi yang seringkali menyakiti hati. Bahkan ketika saya menilai suatu hal dari sudut pandang yang tak sama, kenapa kalian harus marah ?
Tak bisakah bersikap biasa saja, menerima perbedaan ?
Bukankah perbedaan itu sumber dari keindahan ?
Lantas, kenapa introvert harus jadi pengecualian ?
Mengaku menjadi makhluk sosial tapi jauh dari kata sosial.
Siapakah di kalian yang anti sosial ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H