Mohon tunggu...
Naziah Julianti
Naziah Julianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Uin SMH Banten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Berkata Bohong Juga Merupakan Bentuk Nifak?

24 Juni 2021   10:30 Diperbarui: 24 Juni 2021   10:38 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum membahas mengenai topik kita, apakah anda tau apa arti dari nifak sendiri tersebut? Nifak secara bahasa berarti salah satu jalan keluar yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya. Karena yarbu’, jika dicari dari lobang yang satu, maka ia lari dan akan keluar dari lobang yang lain. Ada juga yang mengatakan bahwa kata nifak berasal dari kata النَّفَقُ (nafaq) yaitu lobang tempat bersembunyi. Sedangkan nifak menurut syara’ berarti menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Perbuatan seperti ini dinamakan nifak karena dia masuk dalam syari’at dari satu pintu lalu keluar dari pintu yang lain. Nifaq terbagi 2 jenis yaitu nifaq I’tiqâdi dan nifaq ‘Amali. Nifak I’tiqadi (Keyakinan) Yaitu nifak akbar (besar), di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifak ini menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam secara totalitas dan dia akan berada di dalam neraka yang paling bawah. Nifak ‘Amali (Perbuatan) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik, tetapi masih tetap memiliki iman di dalam hati. Nifak jenis ini tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama atau tidak menyebabkan murtad, namun itu merupakan wasîlah (perantara) yang berpotensi mengantarkan kepada yang demikian.

Pada zaman sekarang ini berkata bohong sudah menjadi hal yang biasa bagi seseorang, apakah berkata bohong demi kebaikan juga menjadi termasuk nifak? walaupun pada dasarnya berbohong hukumnya adalah haram, tetapi dalam keadaan tertentu, islam memberikan kelonggaran. Namun, ia bukan dalam konteks yang terlalu ketat. Rasulullah SAW menyatakan, seseorang yang berbohong dengan niat ingin mendamaikan orang lain atau untuk kebaikan dalam masyarakat, dia tidak dianggap berbohong, jadi hukumnya boleh, bahkan bisa hukumnya wajib berbohong bila tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang ataupun menolong seseorang demi untuk kebaikan orang tersebut. Jadi berkata bohong demi kebaikan bukanlah termasuk nifak.

Oleh karena itu yang termasuk berkata bohong kedalam nifak adalah berbohong dalam perkataannya secara sengaja, ataupun membenarkan ucapan bohongnya, padahal sebenernya dia mengetahui kebenarannya. Karena itu dari sekarang sebaiknya janganlah berbohong, sebab jika berbohong sekali maka kamu seterusnya akan berbohong dan menggampangkan semuanya. Seperti firman Allah dalam Qur’an surat An-Nahl ayat 105

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ

Artinya : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun