Mohon tunggu...
Nazhira Zhafarina
Nazhira Zhafarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hate Comment pada Postingan Instagram Berdampak pada Mental Pengguna?

7 Juni 2024   21:48 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di era digital, media sosial seperti Instagram sangat berpengaruh dalam kehidupan individu. Media sosial memfasilitasi partisipasi, berbagi, pembuatan konten, dan menghubungkan orang-orang yang mungkin belum pernah berinteraksi sebelumnya. Instagram memungkinkan penggunanya untuk memposting foto dan video, berkomentar, dan berbincang melalui pesan langsung. Ada opsi untuk mengunci akun sehingga hanya pengikut yang bisa berinteraksi. Interaksi yang terjadi, termasuk komentar, bisa beragam, dari pujian hingga kritik atau ujaran kebencian.

Terlepas dari berbagai macam interaksi tersebut, Instagram juga telah menjadi platform penting bagi banyak perusahaan dan pembuat konten. Dengan fitur seperti iklan berbayar dan kemitraan influencer, Instagram telah membuka peluang baru bagi pemasaran digital. 

Di sisi lain, penggunaan media sosial juga perlu diimbangi dengan pemahaman tentang privasi dan keamanan online, mengingat informasi pribadi dan komunikasi dapat menjadi rentan terhadap penyalahgunaan jika tidak ditangani dengan hati-hati.

Ujaran kebencian, sebelum perkembangan teknologi, sudah ada. Teknologi memudahkan penyebarannya, termasuk melalui Instagram, yang merugikan kesehatan mental pengguna. Akibatnya, mereka dapat merasa malu, stres, meragukan diri, atau bahkan mengalami trauma.

Instagram, aplikasi berbagi foto dan video yang dibuat oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger pada 2010, memungkinkan pengguna mengekspresikan diri dan menunjukkan eksistensinya. Hal ini membuka ruang untuk impresi dan interaksi masyarakat.

Impresi terjadi saat seseorang melihat unggahan pengguna dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis foto, penampilan fisik, dan filter. Berbeda dengan impresi, interaksi di Instagram membutuhkan fitur-fitur seperti tombol like, kolom komentar, dan direct message. Instagram memfasilitasi kita untuk melihat aktivitas dan gaya hidup orang lain, bahkan mereka yang tidak kita kenal, terutama dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif. 


Namun, luasnya jaringan Instagram bisa berarti pengguna mendapatkan respon dari orang yang tidak dikenal, termasuk respon negatif atau hate comment. Hate comment adalah bentuk cyberbullying dan sering terjadi pada konten Instagram. Cyberbullying terjadi ketika seseorang dihina atau diancam melalui internet dan bisa dipicu oleh anonimitas dan jarak digital, yang membuat pelaku merasa lebih bebas dan terpisah dari konsekuensi nyata tindakan mereka.

Adanya perbedaan opini juga dapat mengakibatkan seseorang merasa tersinggung dan mengakibatkan ujaran kebencian. Lalu, rasa iri terhadap konten orang lain sering menjadi alasan memberi komentar negatif. Misalnya, ada yang merasa iri saat seseorang memposting dirinya bersama pasangan, yang bisa memicu komentar negatif jika dianggap berlebihan. 

Terakhir, ada yang ikut-ikut perilaku merugikan individu atau kelompok online tertentu. Berbeda dengan cancel culture yang memboikot seseorang atas tindakan dianggap melanggar nilai sosial dan memberikan sanksi sosial, hate comment dapat menyerang psikologis meski individu tak bersalah.

Hate comment memberikan dampak negatif psikologis, seperti perasaan sedih, terluka, marah, stres, kesepian, dan depresi. Efek negatif ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental. Komentar negatif terus-menerus bisa merusak harga diri dan kepercayaan diri, memicu perasaan kesepian dan depresi. 

Efek lainnya termasuk ketegangan konstan, gangguan tidur dan stres yang berdampak pada kesejahteraan umum. Hate comment mencerminkan masalah perilaku online yang mengancam komunikasi sehat dan positif di platform sosial. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan pendidikan etika dalam berinteraksi di dunia maya. Mempromosikan rasa hormat dan empati dalam komunikasi online adalah kunci untuk lingkungan maya yang lebih aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun