Mohon tunggu...
Nazarudin Azhar
Nazarudin Azhar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hirup diri hurip ati. Berusaha lebih memaknai hidup dengan menulis dan mencintai apapun yang menarik dituliskan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Kasmaran, 8

18 Juli 2010   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

petani yang menanam rindunya di ladang-ladang kesunyian, telah kembali ke rumah ini. ke pijar damar yang getarnya melukis bunga-bunga kelabu di dinding, dari selengang jalan yang ditandai gema karinding

ruang-ruang terbuka untuk diberkati, setiap sudut hatinya menyimpan bahasanya sendiri. pepucuk kastuba di sebalik iga, disentuh embun pertama, kata paling basah dari serangkai kalimat yang dibisikkan malam, tentang sepasang mata terindah dari 18 musim yang kekal dalam pelukan

pada sajadah coklat pudar, di kamar yang setiap dindingnya adalah puisi, seluruh rindunya mekar, dan ia bersujud lama sekali…

18 juli 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun