Mohon tunggu...
Nazarudin Azhar
Nazarudin Azhar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hirup diri hurip ati. Berusaha lebih memaknai hidup dengan menulis dan mencintai apapun yang menarik dituliskan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Kasmaran, 7

26 Juni 2010   05:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang pemburu yang tersesat dipacari sepi, ketika nyanyian burung tersimpan di sarang kabut, dan matahari menakik kelam di langit barat. ditanggalkannya serat-serat kenangan, pakaian basah, keringat yang mencatat sekian mil perjalanan.

akar-akar tua, batang-batang purba, daun-daun waktu merimbun di dadanya. desir angin yang letih menjatuhkan selembar benalu, dan di antara jam-jam gaib yang dijulurkan cakrawala, jari-jari lembut petang hari menuliskan rajah bagi serangga bersuara parau. hutan ini kadang terasa tak asing, seperti sebuah lampau yang dikenalnya dari malam paling hening, ketika separuh petualangan mulai mengajarkan cinta sebagai bagian dari ujian kesabaran.

setubuh cahaya berkelindan di antara sulur pohon-pohon. tapi ia sudah tertidur, memasuki hutan lain, di mimpi-mimpinya yang saling menjalin

26 juni 2010|12.03

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun