berapa banyak yang tak kita sadari, pergi seperti kabut pagi yang membakar diri, setelah berulang menciumi jejak samar yang mekar di sekian persimpangan
gairah yang tak ternyanyikan peziarah, mawar yang tak terungkap, menaburkan serbuk sunyi pada jambangan yang diretakkan siklus mimpi
berapa banyak yang tak kita sadari, turut mewarnai cahaya di batas yang melampaui kau dan aku. aku dan dirimu. kita mengingatnya saat sebuah lagu terlantun, sebelum senja mengulang lagu ngungun:
rindu itu...
17 november 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H