seorang pemburu yang tersesat dipacari sepi, ketika nyanyian burung tersimpan di sarang kabut, dan matahari menakik kelam di langit barat. ditanggalkannya serat-serat kenangan, pakaian basah, keringat yang mencatat sekian mil perjalanan.
akar-akar tua, batang-batang purba, daun-daun waktu merimbun di dadanya. desir angin yang letih menjatuhkan selembar benalu, dan di antara jam-jam gaib yang dijulurkan cakrawala, jari-jari lembut petang hari menuliskan rajah bagi serangga bersuara parau. hutan ini kadang terasa tak asing, seperti sebuah lampau yang dikenalnya dari malam paling hening, ketika separuh petualangan mulai mengajarkan cinta sebagai bagian dari ujian kesabaran.
setubuh cahaya berkelindan di antara sulur pohon-pohon. tapi ia sudah tertidur, memasuki hutan lain, di mimpi-mimpinya yang saling menjalin
26 juni 2010|12.03
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H