Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab, India pada 9 November 1877 dan meninggal di Lahore pada 21 April 1938 pada umur 61 tahun. Beliau dikenal sebagai Allama Iqbal, seorang penyair, politisi, dan filsuf besar pada abad ke 20. Iqbal dikenal sebagai Shaire-e Mushriq yang berarti penyair dari Afganistan ia terkenal sebagai Iqbal-e Lahori (iqbal dari Lahore), dan sangat dihargai atas karya-karya berbahasa Persia nya.Â
Iqbal adalah seorang putra dari keluarga yang berlatar belakang dari sebuah Kasta Brahma Kasymir yang telah memeluk Islam sejak tiga abad sebelum ia dilahirkan. Iqbal memulai pendidikan pada masa kanak-kanaknya pada ayahnya. Setelah itu iqbal dimasukkan di Scottish Mission School, Sialkot.Â
Selepas dari sekolah menengah, pada tahun 1893, Iqbal memperoleh beasiswa ke perguruan tinggi, pada tahun 1985 Iqbal menyelesaikan pelajarannya di Scottish dan pergi ke Lahore. Government College dan berguru kepada Sir Thomas Arnold, seorang orientalis asal Inggris yang ketika itu menjabat sebagai guru besar, Arnold mendorong Iqbal untuk lebih jauh melanjutkan pendidikannya di Eropa 129. Pada tahun 1905 Iqbal pun akhirnya berangkat ke Inggris.Â
Cambridge kemudian Iqbal pergi ke Jerman untuk melanjutkan program studi doktoralnya. Setelah menyelesaikan program doktoralnya, iqbal kembali ke kota tanah airnya pada tahun 1908. Di negerinya ini ia menjalankan profesinya sebagai pengacara, guru besar di universitas dan penyair. Pada tahun 1926, Iqbal mulai aktif dalam politik dan membuat konsep pendirian, negara Islam Pakistan. Pada tahun 1927, Iqbal duduk di DPR Punjab dan setahun kemudian menjadi ketua Liga muslimin.
Pemikiran Ekonomi Muhammad Iqbal
1. Islam Vs Kapitalisme dan Komunisme
Ia melihat kelemahan dari sistem kapitalis dan komunis. Dan ia mengambil sikap yang lebih baik dengan bersumber kepada Al-Qur'an dan al-hadith. Menurutnya, semangat kapitalis, yaitu memupuk modal sebagai nilai dasar sistem ini dan bertentangan dengan semangat Islam.Â
Demikian juga, semangat komunis banyak melakukan pemaksaan kepada masyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Iqbal memperhatikan terhadap petani, buruh dan masyarakat lemah lainnya. Ia menganggap semangat kapitalis yang selalu mengeksploitasi menjadi asing bagi Islam.
2. Keadilan sosial dan Zakat
Merupakan aspek yang mendapat perhatian besar dari Iqbal, dan ia menyatakan bahwa negara memiliki tugas yang besar untuk mewujudkan keadilan sosial ini. Zakat yang hukumnya wajib dalam Islam, dipandang memiliki posisi yang strategis bagi penciptaan masyarakat yang adil.
3. Peranan negara