Mohon tunggu...
Nazar Amrullah
Nazar Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Manajemen Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tengoklah Sejenak Mereka, Merenunglah

15 Mei 2024   10:12 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:18 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poptretan di Warung Makan Surabaya/dok. pri

Roda kehidupan memang terus berputar sebagaimana bumi terus berputar. Kehidupan ini penuh dengan warna kadang sedih kadang manis tergantung bagaimana cara kita mengahadapi dunia dengan penuh drama. Tak menjamin memang kehidupan orang kaya akan membawa sebuah kenangan hati bahkan seseorang yang sederhana hidupnya mereka yang tenang dengan segala yang ada di tambah taat mereka pada sang khalik. 

Malam hari yang dingin dengan musim hujan di kota pendidikan (Yogyakarta). Sosok orang tua dengan penuh semangat dan istiqamah mencoba menjual barang dagangan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Ya mungkin jika kita merasakan kita saat ini merasa muda namun masih membuang waktu untuk hal yang kurang berguna maka bersiap-siaplah untuk akan berusaha semaksimal mungkin sampai tua. Terlihat memang orang tersebut enjoy menikmati sebuah rokok dengan duduk manis tanpa rasa beban walaupun sejumlah orang yakin dan wajib mereka pasti empati minimal mendoakan untuk segera habis jualannya. 

Ya mungkin hal ini menjadi sebuah bahan evaluasi buat diri kita sejauh mana usaha kita saat ini sudah berusaha untuk tidak bersyukur. Coba sesekali pandang ke bawah diri kita dengan orang lain. Sebenarnya tidak menjadi masalah kita melihat diatas menjadi sebuah motivasi kehidupan agar kehidupan menjadi lebih nikmat dan terasa dengan adanya setetes keringat. Coba tanyakan pada diri kita sudah berapa kali kita bersyukur senyap hari ?. Singkat cerita bahwa sosok orang tua tersebut berasal dari kota Solo yang ternyata jualan yang berupa celengan itu adalah buah karya tangan sendiri dan akhirnya kamipun membelinya dengan harga 15 K. Jadi kalian kalau ketemu bapak tersebut jangan lupa beli ya gaes tapi itu di kota Yogyakarta.

Poptretan di Warung Makan Surabaya/dok. pri
Poptretan di Warung Makan Surabaya/dok. pri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun