Mohon tunggu...
NAZAR AMRULLAH
NAZAR AMRULLAH Mohon Tunggu... Lainnya - EduSos

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Roman

Bendera Kuning Mahasiswa Biru

13 Januari 2025   14:08 Diperbarui: 13 Januari 2025   14:08 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://prima.ukm.unram.ac.id/

Entah kenapa diri ini ketika memasuki dan terjebak dari kata "Maha" bukan siswa lagi, rasa egoisme menjadi seorang yang berguna dan bermanfaat semakin tinggi. Hal ini berawal dari pandangan pertama yang membuat diri ini terpesona dengan lingkaran orang-orang yang mau belajar berjuang dalam goreasan pena entah apapun bentuknya sekalipun cakar ayam. Sehingga langkah ini memutuskan langkah kaki ini untuk bergabung bersama dengan tangan-tangan goresan pena mereka. Pertama kali kalimat yang sering diri ini ketika ku mendengar dari kakak-kakak di organisasi kuning itu ialah "karya yang baik adalah karya yang jadi". Sehingga kalimat itu melekat di benak pikiranku sampai saat ini.

Teringat ketika diterima di bendera kuning ini awalnya merasa minder tak seperti teman-teman yang lain. Bisa diibaratkan mereka teman yang lain lulus SNMPTN dan SBMPTN tapi diri ini lewat orang dalam untuk merubah jawaban (tes tulis) saat di sekret. Hal ini dikarenakan pada tes wawancara dan tulis serta puncak admintstasi ketika SORL (Studi Observasi Riset Lapangan). Namun sayang saat pengumuman inisial NA (Nazar Amrullah) tidak ada tertera di kertas putih itu. Memang rasa kecewa pasti ada karena belum lulus tapi aku yakin di dunia ini pasti ada pintu menuju gerbang belajar. Akhirnya saat itu diberikan kesempatan untuk belajar sama bendera kuning itu walaupun melalui jalur orang dalam. Alhamdulillah, selama di wadah itu pernah di amanhkan menjadi Kabiro Kaderiasi Departemen Prestasi periode 2017- 2018.

Manusia memang diciptakan tempat iri dan dengki. Namun kali ini di dalam benak hati yang paling dalam mengapa terbesit melihat para kakak-kakak yang menang lomba, lebih laginya keluar daerah gratis bahkan keluar negeri. Hal ini yang menjadi pemantik untuk bisa seperti mereka namun rasa malas tetap terjaga dalam fisik ini sehingga memperlambat untuk bisa mencapai seperti mereka. Salah satu penyesalan sampai saat ini adalah tak pernah hadir kelas penalaran secara aktif. Mungkin hanya 2 kali kemudian mengilang seperti batu ketika dilempar di samudra luas.

Hal itu telah berlalu, lagi-lagi raga ini dijauhkan dalam bendera kuning itu karena ada amanah yang jauh lebih besar di depan mata. Memang mereka di sana mendukung apapaun anggotanya di amanahkan akan tetapi rindu ini sebenarnya tak bisa di gambarkan melalui sikap dan perbuatan cukup qalbu yang mewakilinya. Saat berakhir amanah tetangga satuan, rasanya ingin sekali kembali namun sayang pemilik bumi dan langit tak menginzinkan saat itu. Lagi dan lagi amanah lain datang sehingga menghambat langkah kaki ini menuju bendera kunin itu. Berat memang tapi hanya melihat mereka lewat gambar dan video di stori WhatsApp yang cepat berlalu seperti mimpi yang hanya sejenak. Hanya satu yang bisa diri ini buat ketika rindu yakni dengan mengikuti lomba walaupun rasa pesimis itu tetap ada namun hanya itu yang dapat mengurangi rasa sakit atas kerinduan diri ini. Lebih laginya ketika diri ini tak bisa hadir ketika datang selembaran kertas pada saat ada acara dari bendera kuning itu hal ini dikarenakan tabrakan dengan wadah tempat beramanah lebih besar pada saat itu. Memang rasa malu tetap ada bahkan seperti brigters yang durhaka pada orang tuanya.

Ya semoga ke bendara kuning itu saat ini sampai seterusnya melahirkan orang-orang yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat kampus khususnya. Karena memang ssat ini mellihat mereka mayoritas mukanya asing sampai ini diri pandang. Lalu berpikir ini dikarenakan sangat jarang bergaul di wadah itu karena jarak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun