Mohon tunggu...
NAZAR AMRULLAH
NAZAR AMRULLAH Mohon Tunggu... Lainnya - EduSos

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coba Masjid Sebagai Lumbung Pendidikan di Kampung

12 Januari 2025   06:09 Diperbarui: 12 Januari 2025   06:09 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://solusipeduli.org/campaign/bangunseribumasjid/

Sebutan mahasiswa di telinga masyarakat merupakan salah satu kata terbaik yang pernah tercipta sehingga perlu gelar tersebut menjadikan berpikir kemudian bergerak demi metransfer ilmu sehingga berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu yang penulis angkat saat ini ialah bagaimana seharusnya kontribusi mahasiswa terhadap dunia pendidikan saat ini. Salah satunya ialah pendidikan non formal yakni bagaimana fenomena pendidikan berbasis masjid di tengah masyarakat. Hal ini di kuatkan oleh pendapat Saputra (2019), bahwa  pendidikan tidak saja berbasis formal ada juga pendidikan non formal dan ini biasanya sering diselenggarakan di masjid. Akan tetapi di dalam kehidupan masyarakat kata "pendidikan" identik dengan bangku sekolah padahal realitasnya tidak sedemikian itu. Padahal jika kita berkacamata dalam sudut pandang agama islam bahwa pada zaman Rasulullah Saw, masjid dijadikan sebagai sarana dakwah. Pendidikan, bahkan demi kepentingan pemerintah (militer).

Maka dengan itu di sini bagaimana mahasiswa menuangkan ide dengan pendidikan berbasis masjid yang sudah tersebar di berbagai kampung untuk di optimalkan bahkan menciptkan wadah baru bagi masyarakat yang memang belum ada pembukaan pendidikan berbasis masjid. Salah satu cara mahasiswa yakni dengan membuka dan bekerja sama dengan pihak desa untuk membuka lembaga pendidikan non formal berbasis masjid. Maka dengan gairah munculnya berbagai lembaga pendidikan non formal berbasis masjid hendaknya dapat menjadi alternatif dalam pengembangan pendidikan islam kedepannya (Tamrin, 2018).

Akan tetapi fenomena yang terjadi di dalam kehidupan saat ini, keberadaan masjid sebagai wadah pendidikan sangatlah minim. Hal ini sebuah realitas yakni hanya sebatas tempat sholat dan tempat pengajian umum saja. Entah kenapa seperti itu kasusnya, mungkinkah tidak ada penggagas untuk membuka wadah untuk pendidikan di masjid. Mungkinkah dikarenakan tidak ada support dan dukungan dari pihak dusun atau desa untuk mengadakan hal seperti itu ???. Semua hipotesis di atas bisa saja benar semuanya dikarenakan hal itulah yang kemungkinan besar terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Maka dari itu berdasarkan permasalahan yang terjadi maka perlu hal tersebut di pecahkan dengan sebaik mungkin oleh kaum intektual demi kepentingan dan kebermanfaatan masyarakat secara luas sekalipun nanti akan akan banyak ditemukan mahasiswa yang apatis akan masalah sosial yang terjadi secara terus menerus akan kesadaran mereka sebagai agen of change. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Cahyono (2019), bahwa sebagai agen perubahan seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. perubahan yang di maksud tentu perubahan kearah positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan bangsa Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun