Mohon tunggu...
NAZAR AMRULLAH
NAZAR AMRULLAH Mohon Tunggu... Lainnya - EduSos

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kisah Mahasiswa Inspiratif !

10 Januari 2025   05:48 Diperbarui: 10 Januari 2025   05:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nazar Amrullah, S.Pd., M.Pd

Perkenalkan namaku Nazar Amrullah, seorang pria yang berperawakan tinggi dengan tubuh tidak berisi. Berkulit kuning dengan mata agak belok dan hidung mancung. Tubuh yang tinggi dan tak terisi membuatku di panggil gegale dalam bahasa sasak jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang bermakna galah atau alat panjang untuk mengambil buah di pohon.  Aku anak paling kecil dari tujuh bersaudara. Semua kakak ku sudah menikah  dan menetap bersama pasangannya. Sekarang akupun tinggal bertiga di rumah bersama Orang Tua yang semakin hari semakin tua. Tak terbayangkan di dalam pikiranku, aku tidak mungkin meninggalkan mereka  berdua di rumah jika pergi kuliah atau bekerja di luar suatu saat nanti. Aku lahir di Desa Jembatan Kembar  dari keluarga tidak mampu. Walaupun begitu, Aku  memiliki motivasi  dan semangat serta tekad yang kuat terutama dalam hal pendidikan yang tinggi, walaupun di dalam hati kecil berkata "Mustahil". Karena Aku ingin menggapai citacitaku sebagai seorang Guru, agar bisa mencerdaskan anak Bangsa. Aku berasal dari keluarga tidak mampu yang hanya mengharapkan tulang punggung Sang Bunda karena Ayah sudah tidak mampu bekerja lagi karena cukup lama sakit dari Tsanawiyah hingga akhirnya meninggal dunia. Ibu pun Cuma menjual kerupuk dengan hanya menggoreng  karena membeli di Pasar yang masih mentah kemudian menghantarkan ke setiap Ruko dengan laba yang begitu tidak sesuai dibandingkan dengan proses penggorengan dan pembukusan. Di sisi lain raut mukanya yang sudah termakan oleh usia serta keriput yang setiap hari aku tidak sanggup melihatnya. Mengenai tempat pakai bata begitu juga setengah alas tanah dari keseluruhan elemen  rumah. Untuk atap Rumahku menggunakan seng, sehingga aku kasihan melihat mereka ketika siang hari pasti keringatan karena rumah yang sangat pendek yang menyebabkan gerah dan panas. Akan tetapi sebelum itu aku telah berjanji jika saya mendapatkan rezeki yang lebih suatu saat nanti, aku akan membantu ibu dan ayah untuk memperbaiki Rumah yang masih belum layak ditempati oleh mereka. Kini Aku duduk di bangku di Madarasah Aliyah Negeri  Lombok Barat.

Ketika kelas XII MA, Aku mulai berjualan Ubi Goreng di Madarasah. Jajanan itu Aku ambil dari dari tetangga samping Rumah dengan tujuan bisa menjadi uang saku dan meringankan Orang Tua. Aku berjualan dengan cara keliling di setiap kelas bahkan Kantor kuhampiri untuk jualan dengan penuh rasa percaya diri dan sediktpun tidak ada rasa malu. Tak terasa UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) semangkin mendekat, akhirnya Aku putuskan untuk berhenti jualan di Madrasah agar lebih memfokuskan lagi Ujian tersebut. Sebelumnya Aku sudah targetkan mendapat nilai yang baik dan di  atas standar. Namun di dalam diriku, rasa takut serta pesimis tetap ada karena ada satu dari pelajaran yang akan di uji di UNBK masih belum bisa  yakni Bahasa Inggris. UNBK pun berlangsung yang tak dapat Aku dihindari karena salah satu indikator kelulusan. Ketika Ujian selesai, maka di dalam hatiku mengatakan "apapun hasilnya, Aku  akan tetap terima dengan lapang dada". Hasil UNBK pun keluar, senang sekali rasanya  karena mendapatkan nilai di atas rata-rata walaupun ada pelajaran dapat nilai kurang baik. Aku  pun sangat bersyukur kepada Allah Swt dan bangga karena hasilnya dapat dari kerja keras sendiri dan tidak terlepas dari kerja keras  para Guru  yang membimbing  Kami dengan sabar di Madrasah. Akhirnya, Aku pun dinyatakan lulus dari Madarsah Aliyah Negeri Lombok Barat. 

Setelah lulus dari Madrasah, Aku kebingungan memilih antara meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi atau bekerja. Karena memiliki tekad yang kuat serta niat untuk mewujudkan cita-cita , maka Aku putuskan memilih untuk meneruskan  lanjut menuntut ilmu ke Perguruan Tinggi. Walaupun dalam  hati kecil berkata  itu mustahil terjadi. Soalnya biaya untuk kuliah tidaklah murah, apalagi PTN sampai puluhan Juta. Hal ini membuat Aku terpukul sampai menangis di dalam kamar tanpa sepengetahuan dari Orang Tua. Cobaan batin mulai datang lagi, rasa putus asa pun mengampiri diriku sehingga  berkata" Apakah ini semua berakhir sampai di sini...?. Saya pun meminta petunjuk kepada Allah Swt untuk memudahkan jalan dan solusi agar menggapai impian untuk menuntut Ilmu. Dan akhirnya doaku pun di dengar oleh-Nya saat itu juga. Ketika Saya menceritakan masalah ini  kepada guru Matematika di Madrasah yakni Ibu Zakiah, maka beliau  mengatakan" Zar,,,kamu tenang saja, kamu ikut saja progaram beasiswa Bidik Misi bagi orang-orang yang tidak mampu dan berprestasi dan apabila nanti kamu dapat beasiswa tersebut, maka sisa dari keseluruhan biaya yang dibayarkan oleh Pemerintah kepada Universitas akan kamu terima dan Ibu yakin kamu pasti dapat". Iya Ibu, terima kasih banyak atas sarannya, In Syaa Allah Nazar pasti ikut" Jawab Saya. Akhirnya Saya berpikr sejenak," Inilah petunjuk  Allah Swt ". Akhirnya tiba waktu pendaftaran SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) serta Aku pun ikut daftar dan mengikuti rekomendasi dari Madrasah untuk program Beasiswa Bidik Misi. Singkat cerita,  Pada saat akan mengisi data terkait Perguruan Tingi aku kebingungan mau pilih apa. Sebenarnya niat pertamaku, ingin kuliah di luar Daerah, akan tapi rasanya tak mungkin karena akan meninggalkan Orang Tua dan masalah biaya beberapa pertimbangan. Akhirnya Aku pun memilih Perguruan Tinggi di Kota sendiri yakni UNRAM (Universitas Negeri  Mataram) sebagai pilihan Pertama dengan Program Studi Pendidikan Sosiologi pilihan pertama dan Sosiologi  murni sebagai pilihan ke dua. Kemudian UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) sebagai pilihan ke dua dengan program studi Pendidikan Geografi. Namun pada saat itu, rasa pesimis menghampiriku, dan mengatakan "Mustahil bisa lolos seleksi Nasional karena bersaing dengan ribuan orang orang-orang hebat dari berbagai Daerah. Namun sewmua rasa itu  semua tetap Aku lawan dengan semangat dan niat yang kuat untuk bisa sekolah setinggi mungkin. Karena dukungan dari Orang Tua, keluarga, dan para Guru di Madrasah membuatku lebih semangat lagi serta pantang menyerah. Hari yang di tunggu pun tiba yakni hari Rabu, Tanggal 26 April 2017 yang bertepatan dengan pengumuman hasil SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Aku menunggu dari jam 14.00 WITA yang disertai dengan perasaan tegang, khawatir dan takut. Akhirnya saya pun membuka Web resmi pengumuman disertai dengan bismillah kemudian Aku  mengetik unsername dan password disertai dengan harapan diterima. 

Tulisan hijau  bertuliskan : 

"Selamat ! anda atas nama Nazar Amrullah dinyatakan  lulus SNMPTN 2017 di pilihan pertama Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram."  

Pada saat itu juga Aku langsung sujud syukur bercampur haru karena tidak kupungkiri dan disangka-sangka bisa lulus lewat jalur bergengsi dengan persaingan yang begitu ketat dan hal kusenagi juga mendapatakan program Bidik Misi. Aku juga tidak lupa berterima kasih kepada Orang Tua yang selalu mendukung serta doanya di setiap waktu dan tidak Lupa-pula berterima kasih kepada para guru di Madrasah terutama Ibu zakiah. Di Madrasah Aliyah Negeri Lombok Barat, Aku salah satu Siswa yang lulus dari empat Siswa/Siswi lain yakni Bq.Syofiatun Yuhaniza, Bq.Sri Andriani dan Radayatun Hasanah. 

Di saat kesenangan yang Aku dapat, cobaan dan kebingungan batin pun datang lagi menghampiri yakni masalah kendaraan, karena dari Rumah ke Universitas berjarak  kurang lebih 25 kilo meter. Sebenarnya tak masalah jika kuliah dengan  Mobil Angkutan Umum, akan tetapi kendalanya tidak ada yang menurun  atau menaikkan Penumpang di Jalan Maja Pahit yaitu jalan yang menuju ke Universitas. Kalau ada Mobil Angkutan Umum paling sampai di Cakra yaitu sebuah pusat perdagangan di kota Mataram, itu pun kenyataannya sampai sekarang jarang  ada yang angkutan Umum  ke Cakra. Apalagi kepikiran untuk  kos/kontrak  ndak mungkin juga rasanya karena ndak ada biaya. Aku juga sebenarnya ndak ada niat sedikit pun untuk Kos atau sejenisnya. Saat itu Aku bertanya tentang  ketentuan adanya Mahasiswa/Mahasiswi yang tinggal di Asrama kepada  salah satu kakak tingkat semester 3  yang ikut Program Beasiswa Bidik Misi namanya Iyan Islamiyat lagi. Dia mengatakan " Zar, kamu tinggal saja di Asrama...!!!", Aku pun menjawab dengam"" Iya kak,,,(sambil  menganggukangguk )padahal di hati mengatakan tidak...!!!, karena  tidak mungkin dan rela meninggalkan  Orang Tua di Rumah. Akhirnya Aku putuskan  tidak mau meninggalkan mereke, walaupun mimpi harus buang begitu saja. Ini adalah cobaan yang diberikan Allah Swt agar Aku bisa sabar dan tabah menghadapinya. Di dalam hati Saya mengatakan" Apakah semua ini berakhir sampai di sini...???". Akhirnya Aku pun meminta petunjuk kepada Allah Swt, Alhamdulillah ternyata Dia masih meayangi dan memberi kesempatan lagi kepada Saya. Maka datanglah pertolongan Allah Swt, di mana pada saat itu yang tak pernah terpikirkan. Anak saudara Ibu atau kakak misan namanya Ivan Suharlin yang bekerja sebagai ABK (Anak Buah Kapal) di Surabaya, memberikan amanah untuk membawa sepeda motor miliknya untuk di gunakan sebaik-baiknya terutama untuk Kuliah.Pada saat itu Aku sangat bahagia sekali dan berterima kasih kepada Kak.Ivan. Rasa syukur tidak bisa kugambarkan kepada Allah SWT, karena Aku yakin bahawa Dia adalah sebaik-baik penolong. Keluarga pada saat itu  senang, karena melihat ada kendaraan sementara untuk pergi kuliah. Saat itu juga ada sebuah pesan dari Kak.Ivan dengan mengatakan" Kamu harus Sungguh-sungguh kuliah tidak  usah main-main dan satu lagi kamu ingat...!! banggakan Orang Tua dan keluaga serta angkat derajatnya walaupun keadaan kita kayak begini". Pesan tersebut Saya buat sebagai motivasi dan semangat yang tinggi serta hal tersebut membuat lebih menguatkan lagi tekad  bisa kuliah di Universitas Mataram yakni salah satu Universitas Negeri yang ada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat agar Aku bisa menggapai cita --citaku sebagai seorang Pengajar suatu saat nanti.

Dari program beasiswa Bidik Misi itulah aku bisa mengikuti FORMADIKSI (Forum Mahasiswa Bidik Misi) sebagai balas budi, kontribusi dan mengabdi terhadapa semua kegiatan sebagai wujud rasa terima kasih kita terhadap Pemerintah walau tak seberapa. Bisa dikatakan aku masuk forum lewat jalur sbmptn dibandingkan teman-teman yang sudah diterima duluan melalui beberapa persyaratan yakni pembayaran dan interview. Disisi lain waktu itu pendaftaran dan Open Reecruitment sudah tutup untuk itu Aku belum bisa ikut . Akan tetap Allah SWT punya jalan lain yakni dengan Aku dekat dengan Ketua umum 2017  yakni Deni Hidayat kebetulan  jabatannya beliau juga belum habis akhirnya Aku pun disuruh ikut gabung dengan persyaratan yakni di suruh minta tanda tangan kepada 10  Pengurus Inti. Akhirnya saya pun diterima sebagai pengurus Formadiksi tahun 2018/2019. Alhamdulillah, ternyata anak yang sering diolok dan diremehkan oleh masyarakat dengan  segala keterbatasan ekonomi bisa membuat Orang Tua bangga dan keluarga dan menjadi harapan satu-satunya untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga melalui pendidikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun