Mohon tunggu...
Nazaruddin S.PdI
Nazaruddin S.PdI Mohon Tunggu... -

seorang kepala sekolah penggiat pendidikan di desa terpencil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Perjuangan Tanpa Henti

7 November 2014   23:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:21 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya, Nazaruddin, lahir pada tanggal 1 Desember 1985, putra ke 6 dari Bapak Masdar yang pernah menjabat Kepala Desa di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat selama lebih kurang 17 tahun. Sekarang beliau telah berhenti menjadi kepala desa sejak 29 tahun yang lalu, tepat nya sekitar tahun 1982. Beliaulah yang telah berkorban demi menyekolahkan saya, mulai dari SD hingga saya mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara,dengan hanya bekerja sebagai petani.Sedangkan ibu saya telah meninggal dunia sejak 9 tahun yang lalu karena sakit.

Sebelum saya di wisuda, pada awal tahun 2009, saya telah memulai pengabdian saya sebagai guru honor pada sebuah Madrasah Tsanawiah, lengkapnya Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah Desa Lubuk Kasih Kec.Berandan Barat yang berjarak lebih kurang 15 kmdari rumah orang tua saya di Jln.Paluh Tabuhan Dusun 1 Janggus Desa Lubuk Kertang Kec.Berandan Barat. Saya mengajar sebagai guru Mulok Pengembangan Diri.Dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak, yaitu 75 orang dibagi menjadi 3 kelas.Dengan honor pada waktu itu hanya Rp.250.000 perbulan. Walaupun begitu, saya tetap semangat demi mencerdaskan anak bangsa dan demi kemajuan pendidikan.

Setiap pukul 6.30 pagi, saya mulai menyalakan sahabat setia saya, yaitu sepeda motor saya, si Yamaha Vega Merah keluaran tahun 2004, yang dihadiahkan ayah saya setelah saya memulai memasuki semester 8, untuk menemani saya pergi ketempat saya mengajar. Bukan hanya tempat saya mengajar, bahkan kemana saja saya pergi melakukan aktivitas sehari-hari. Tepat Pukul 07.00 pagi saya sudah sampai tujuan, bertemu dengan murid-murid saya yang ceria dan rekan-rekan kerja saya yang ramah tamah dan bersahabat.Merekalah yang sama-sama berjuang demi memajukan anak bangsa terutama dibidang pendidikan.Seolah tak mengenal lelah, kami mendidik murid-murid dengan penuh rasa yakin, yakin bahwa mereka lah yang nantinya kelak akan menjadi generasi penerus kami yang membawa perubahan bagi Indonesia tercinta untuk menjadi lebih baik lagi.

Selama lebih kurang 2 bulan mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah,saya mencoba memberanikan diri melamar sebagai tenaga Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Habieb namanya.Sekolah yang sama-sama dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia ini berdiri pada tahun ajaran 2007/2008, dan pada saat itu hanya baru terdapat 2 kelas saja. Yaitu kelas VII-VIII dengan jumlah murid 45 orang. Saya diterima sebagai guru bidang studi B.Arab, sesuai dengan jurusan yang saya jalani pada waktu saya kuliah.

Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Habieb ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar di bangunansekolah hasil swadaya masyarakat desa. Pada awalnya bangunan itu digunakan untuk Madrasah Diniyah Awaliyah kemudian pada tahun ajaran 2006/2007 berdirilahRA Ar-ridha, tepat nya pada saat itu Mts Al- Habieb tidak mempunyai bangunan sekolah sendiri, tepatnya murid-murid Al-Habieb menumpang tempat belajar dengan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) untuk waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya.Dengan keadaan bangunan yang sudah terlihat berlubang dinding-dinding papannya karena telah berdiri sejak tahun 1975.Walaupun telah beberapa kali diadakan perehapan dan itu pun dengan hasil swadaya masyarakat pula, Madrasah Tsanawiyah Al-Habieb berjalan lancar selama 2 tahun terakhir hingga tahun ajaran 2008-2009.

Selama 6 bulan saya mengajar di Mts Al-habieb, Mts Al-habieb inibelum juga memiliki izin operasional.Orang tua murid mulai gusar mengetahui hal itu, gusar akan nasib pendidikan anaknya kelak, karena jika sekolah belum mempunyai izin operasional, maka sekolah tersebut tidak diperkenankan mengikutsertakan siswa nya untukUjian Akhir Nasional, Satu persatu orang tua murid mulai memindahkan anaknya kesekolah lain, walau tidak sampai semua murid mengambil keputusan untuk pindah sekolah, tapi Mts Al-habieb mengalami penurunan jumlah murid yang sangat drastis, dari 40 orang menjadi hanya tinggal 30 orang saja.

Dengan berat hati, pada tanggal 29 April 2009 Kepala Sekolah Mts Al-Habieb, Bapak M.Darwis Siagian S.Pd Selaku Pendiri Awal mengamanahkan jabatannya dikarenakan beliau mempunyai kesibukan yang sangat penting baginya,bagai disambar petir disiang hari rasanya hati saya, karena beliau menyerahkan jabatannya kepada saya.

Beliau menganggap bahwa saya adalah orang yang tepat untuk meneruskan Perkembangan Mts Al-Habieb untuk kedepannya, karena saya telah terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan dalam suatu organisasi yaitu Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI). Hal inilah yang beliau anggap suatu modal diri untuk saya dalam menjalankan amanah selaku kepala Mts Al-Habieb.

Kini tanggung jawab yang amat besar ada dipundak saya. Sederetan tugas menanti didepan mata.Tetapi saya tetap tabah,besar hati, dan saya menganggap bahwa ketika seorang telahmemberikan kepercayaan maka menurut saya itu adalah suatu amanah dan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab akan tetapi saya optimis pasti bisa menjalankan amanah itu untuk menjadi seorang kepala sekolah dan saya bertekad tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu, pada hal pada saat itu saya belum menyandang gelar sarjana.

Gunjingan ditengah masyarakat semakin marak tentang keadaan Mts Al-Habieb.Maka dari itu, saya inisiatif untuk mengganti nama sekolah tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sesuai saran,kritik dan arahan dari temen-teman.Bergantinya Kepala Sekolahnya, berganti pula ketua lembaganya.Itulah yang terjadi pada Mts Al-Habieb,dan yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Pendidikan Islam Madinatul Ilmi adalah ayahanda saya.Beliau pun menerbitkan Surat Keputusan bahwa saya telah diputuskan menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sejak anggal29 April 2009.

Bermulai dari surat Keputusan tersebut, saya terus menyiapkan berkas-berkas lain yang harus disiapkan untuk memohon diterbitkannya Surat Izin Operasional Madrasah yang telah saya pimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun