Perusahaan batu bara tersebut berlokasi kurang lebih 1 km dari lokasi Rusunawa Marunda.Â
Akses yang digunakan pun hanya terdapat di depan Rusunawa Marunda, yang mengakibatkan terdampaknya Rusunawa Marunda dari abu batu bara tersebut.Â
Adapun jalur lain yang bisa digunakan, namun jalur tersebut melewati jalur kapal yaitu kapal Tongkang. Namun terlepas dari itu semua, jalur darat ataupun laut, dampak dari abu batu bara tersebut tetap ada, walaupun mungkin lebih sedikit ketika mereka menggunakan jalur laut, karena tidak beroprasional langsung di depan Rusunawa Marunda.
Dampak Abu Batu Bara
Pada Tahun 2022 pencemaran abu batu bara di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, berdampak pada kesehatan warga, khususnya iritasi. Paparan debu batu bara juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk, batuk berdahak, batuk kering, sesak napas, dan alergi debu, dan ada pula yang terkena sakit mata akibat paparan abu batu bara tersebut.
Pada tahu 2022 terdapat salah satu warga yang terdampak akibat dari abu batu bara. Warga tersebut berasal dari cluster A. Korban sempat komplain mengenai dampak tersebut dan mendatangi / protes pada pihak batu bara tersebut. Dari pihak batu bara pun menanggapi hal tersebut dan diberi kan dispensasi berupa uang untuk biaya pengobatan korban.
Keluhan karena dampak dari abu batu bara ini pun pernah di bawa ke pihak DPR. Oprasional dari pengelolaan batu bara sempat di tutup, karena demo tersebut telah di gubris oleh pihak DPR. Namun sepertinya sekarang perusahaan batu bara tersebut mulai kembali beroprasional.
Apa yang menjadi alasan perusahaan batu bara itu beroprasional kembali?
Apakah keadaan Rusunawa Marunda akan terulang kembali seperti tahun 2022?
Pencemaran terhadap lingkungan pun tampak nyata saat itu, ketika pagi hari warga keluar dari unit mereka, di luar terdapat banyak debu batu bara yang nempel pada permukaan rusun. Cluster yang lebih parah terdampak abu tersebut adalah cluster B blok 9&11, karena posisi bangunannya yang lebih dekat dari akses lewat truk batu bara tersebut.