Mohon tunggu...
Yumna Qonaati
Yumna Qonaati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang ingin bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi Bangsa

3 November 2024   22:47 Diperbarui: 3 November 2024   23:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2045 mendatang, Republik Indonesia genap memasuki usia 100 tahun pascakemerdekaan, oleh sebab itu hal tersebut membuat segenap rakyat Indonesia berdedikasi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Dalam 4 pilar visi Indonesia 2045, pilar kesatu berbunyi : "Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi".

Berdasarkan pernyataan tersebut, hal yang harus diperhatikan dalam membangun Indonesia Emas 2045 adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia disertai pengembangan teknologi dengan menyadarkan pentingnya pendidikan khususnya bagi generasi penerus bangsa.

Kemendikbudristek (2022), melaporkan bahwa sekitar 3,5 juta anak-anak di daerah terpencil tidak dapat bersekolah yang disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan kurangnya guru yang berkualitas. Selain itu, pengaruh geografis di beberapa wilayah Indonesia cukup memperihatinkan, terutama di daerah yang tergolong 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).

Minimnya akses teknologi dan komunikasi di daerah 3T menimbulkan adanya pemikiran yang negatif terhadap pendidikan. Para orang tua menganggap bahwa pendidikan bukanlah suatu hal yang penting untuk anak-anak dan pendidikan tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur bahwa anak-anak mereka kedepannya akan sukses dan memiliki banyak harta. Pola pikir semacam ini yang menjadikan anak-anak di daerah 3T sulit untuk berkembang.

Tak hanya di daerah 3T, beberapa orang tua yang tergolong mumpuni juga masih beranggapan demikian, bahwa kesuksesan seorang anak hanya bisa diraih jika anak tersebut memasuki dunia kerja. Mengenyam pendidikan di bangku sekolah dianggap aktifitas yang membuang-buang waktu karena tidak dapat menghasilkan uang, padahal di bangku sekolah inilah anak dapat belajar berinteraksi dengan teman sebayanya, belajar menghormati guru yang tidak ada hubungan darah dengannya, belajar sopan santun dan patuh akan suatu peraturan yang berlaku, dan beberapa pembelajaran lain yang tidak didapatkan di lingkungan keluarga.

Upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang masih menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting dan tidak dibutuhkan bagi generasi muda Indonesia serta melakukan pemerataan pembangunan dan infrastruktur untuk menunjang adanya kegiatan belajar mengajar yang efektif khususnya di daerah 3T.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun