Mohon tunggu...
Nayra Hasna Maizura
Nayra Hasna Maizura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya memiliki ketertarikan di bidang menulis dan literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Cuaca dan Iklim terhadap Sektor Wisata di Surabaya

31 Mei 2023   09:30 Diperbarui: 31 Mei 2023   13:51 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai kota terbesar ke 2 setelah Jakarta, Surabaya memiliki banyak sekali keunggulan yang dapat menghasilkan potensi besar, terutama di bidang pariwisata. Hal ini dikarenakan letak geografis kota Surabaya yang sangat strategis, yaitu berhadapan dengan selat madura serta laut jawa. Ikon sejarah dan kebudayaan di Surabaya juga sangat beragam. Di Surabaya utara, dapat ditonjolkan wisata budaya seperti Tugu Pahlawan, Gedung Grahadi, dan House of Sampoerna. Di wilayah Surabaya timur, ada banyak potensi laut dan maritim seperti Jembatan Suramadu dan Wisata Mangrove. Banyaknya ikon sejarah ini dapat dimanfaatkan sebagai tourist attraction, yaitu objek wisata dengan latar belakang budaya dan sejarah.

Banyaknya kelebihan kelebihan di bidang budaya ini dapat kita manfaatkan sebagai kesempatan untuk menarik wisatawan dan turis di Surabaya.  Kelebihan ini dapat kita kembangkan lagi menjadi hal yang lebih besar. Maka dari itu kita butuh upaya strategis guna membantu memajukan potensi kota di bidang pariwisata. 

Upaya yang pertama adalah menyesuaikan motif wisata dengan atraksi wisata. Contohnya, jika mayoritas turis yang datang ke Surabaya memiliki motif untuk berbelanja, maka atraksi yang harus diperbanyak adalah mall atau pusat perbelanjaan lainnya. Yang kedua, adalah menyesuaikan kebutuhan wisatawan dengan ketersediaan jasa wisata. Orang berwisata memiliki banyak sekali kebutuhan, yaitu tempat beristirahat yang nyaman dan akses mobilitas ke tempat lain yang mudah. Apabila semua itu terpenuhi, maka wisatawan akan lebih nyaman untuk berwisata.

Dengan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penduduk kota Surabaya bisa memanfaatkan iklim dengan bekerja sebagai pelaku bisnis di dunia pariwisata. Iklim ini dapat menjadi kesempatan UMKM Surabaya untuk berkembang, mulai dari pemilik toko di bidang pakaian, pemilik restoran, biro perjalanan wisata, dan UMKM yang membuat souvenir khas oleh oleh dari Surabaya. Butuh asosiasi serta persatuan dari para pelaku bisnis pariwisata di Surabaya guna menarik turis untuk memajukan UMKM lokal Surabaya sehingga dapat mewujudkan kota Surabaya menjadi kota wisata.

Menurut saya, keberhasilan visi ini sangat dipengaruhi oleh 3 pihak besar. Pertama adalah pemerintah, kedua adalah dinas pariwisata, dan ketiga adalah masyarakat. Pemerintah wajib memiliki rencana yang matang serta membangun infrastruktur yang sekiranya dapat mendukung visi tersebut. 

Kedua, Dinas Pariwisata dapat menjalankan misi sebagai penanggungjawab untuk memajukan kota melalui pengembangan Kawasan strategis di Surabaya. Terakhir, butuh kesadaran diri dari masyarakat lokal untuk menerima bahwa kota mereka memiliki potensi sebagai kota wisata. Masyarakat wisata sendiri memiliki ciri-ciri sangat ramah dan welcome dengan kehadiran turis. Sebagai masyarakat yang ramah, diharapkan untuk memiliki sikap toleransi yang tinggi dan saling menghargai antar sesame, termasuk kepada turis non-daerah maupun turis asing dari luar negeri.

Namun, mengingat kondisi iklim dan cuaca kota Surabaya yang cenderung panas, hal ini menjadi penghambat bagi pengurus sektor pariwisata untuk membuka pusat wisata yang bersifat outdoor atau berada di ruangan terbuka. Masalah ini banyak dipertimbangkan oleh beberapa pihak, dengan menggunakan alternatif lain yaitu membuka wahana wisata hanya pada malam hari, contohnya seperti bazaar di lapangan Kodam Brawijaya, serta Surabaya Night Carnival. Kemudian baru baru ini pemerintah juga membuka peluang untuk UMKM berkembang melalui Tunjungan Romansa di Jl. Tunjungan Surabaya. 

Dampak lain dari kondisi iklim di Surabaya ini yaitu masyarakat asli maupun turis menjadi lebih memilih mall atau tempat wisata indoor saat mereka memutuskan untuk berwisata pada siang hari. Perubahan iklim ini mempengaruhi gaya hidup masyarakat yang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbelanja di mall, daripada berwisata di tempat terbuka seperti kebun binatang, taman kota, dan wahana bermain. Saya berharap, semoga dengan banyaknya kesempatan dan potensi yang dimiliki Surabaya ini dapat dimanfaatkan dengan baik guna memajukan perekonomian masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun