Mohon tunggu...
Nayra Aqilah
Nayra Aqilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi

Halo! Saya adalah seorang pecinta dunia kreatif yang selalu menemukan cara untuk mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk seni dan ide-ide inovatif. Dengan kepribadian ceria yang selalu membawa energi positif, saya senang berbagi inspirasi dan cerita tentang perjalanan hidup, khususnya yang berhubungan dengan psikologi—bidang yang selalu memikat hati saya. Di blog ini, saya mengeksplorasi beragam topik, mulai dari kreativitas, tips pengembangan diri, hingga wawasan psikologis yang membantu kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Mari kita tumbuh bersama, sambil menikmati setiap langkah perjalanan ini!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Media Sosial Membuat Kita Gelisah: Memahami Fenomena Social Media Anxiety

13 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   17:55 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Z sebagai digital natives (Sumber: Freepik)

Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan berlebihan dapat memicu fenomena Social Media Anxiety---kecemasan yang timbul dari tekanan sosial digital. Kondisi ini terutama dirasakan oleh Generasi Z, yang sering kali merasa tertekan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di platform online. Fenomenna ini dapat mengganggu kesejahteraan mental, memicu stres, kecemasan, penurunan harga diri, dan gangguan tidur (Kompas, 2023; Buletin K-Pin, 2021).

Generasi Z atau sering disebut sebagai Gen Z, merupakan sekelompok orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2021. Tumbuh bersamaan dengan berkembangnya teknologi dan internet membuat mereka dikenal sebagai digital natives. Mereka sangat terampil dalam menggunakan perangkat teknologi dan media sosial.

Apa yang Memengaruhi Kecemasan Sosial di Media Sosial?

Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Perbandingan sosial

Salah satu faktor utama adalah perbandingan sosial yang tidak realistis. Banyak pengguna media sosial, terutama remaja dan mahasiswa, membandingkan kehidupan mereka dengan gambaran "hidup sempurna" yang terlihat di layar. Hal ini menciptakan perasaan tidak berharga dan tekanan untuk tampil sempurna di dunia maya (Shabahang et al., 2021; Verduyn et al., 2012).

2. Kekhawatiran privasi

Kekhawatiran privasi merujuk pada rasa cemas atau khawatir yang dialami individu terkait dengan bagaimana informasi pribadi mereka dikumpulkan, disimpan, dan digunakan oleh pihak lain, terutama di era digital.

3. Tekanan untuk sempurna

Dorongan untuk mengikuti tren dan ekspektasi sosial yang sering kali tidak realistis. Media sosial memperkuat tekanan ini dengan menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain. Hal ini dapat menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu bahagia dan sukses, sementara kenyataannya tidak selalu demikian (Kompasiana, 2023). 

Untuk mengukur kecemasan sosial ini, para peneliti menggunakan alat ukur seperti Social Anxiety Scale for Social Media Users (SAS-SMU) oleh Alkis, et al. (2017) yang mengidentifikasi berbagai aspek kecemasan yang muncul, seperti kecemasan dalam berbagi konten, kekhawatiran tentang privasi, ketegangan saat berinteraksi, dan perasaan cemas terhadap penilaian diri. Survei dilakukan pada Generasi Z yang sudah mencapai tahap dewasa awal di berbagai daerah di Indonesia, menemukan tingkat kecemasan yang moderat hingga tinggi di antara 105 responden, terutama bagi mereka yang sering membandingkan diri dengan orang lain di platform digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun