Mohon tunggu...
Nayliz NandivaPutri
Nayliz NandivaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nothing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penanganan Cedera Sendi Lutut terhadap Penderita ACL

29 Desember 2022   11:44 Diperbarui: 29 Desember 2022   11:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut World Health Organitation (WHO, 2014), cedera merupakan kerusakan fisik yang terjadi ketika jumlah energi dalam tubuh manusia tiba-tiba berkurang melebihi batas toleransi fisiologis atau disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih unsur esensial seperti oksigen. Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada organ dalam yaitu otot dan tulang disebabkan oleh aktivitas olahraga. Definisi cedera olahraga seringkali hanya dibatasi pada kerusakan jaringan yang tiba-tiba terjadi selama olahraga, seperti: strains dan laserasi pada jaringan lunak sistem muskuloskeletal.

Anterior Cruciate Ligament (ACL) merupakan ligamen yang terletak pada sendi lutut. Ligamen ini memiliki fungsi untuk stabilisasi, mencegah tulang kering (tibia) bergerak terlalu jauh ke depan melawan tulang paha (femur) yang stabil, atau mencegah tulang paha (femur) bergerak terlalu jauh ke belakang melawan tibia yang stabil. Setiap cedera pada ACL dapat menyebabkan masalah stabilitas lutut. Anterior Cruciate Ligament (ACL) dianggap sebagai penstabil utama sendi lutut karena memberikan kontribusi 80% untuk stabilitas lutut dan memungkinkan gerakan refleks halus dan gerakan rotasi lutut. Pada bagian ACL ini sering terjadi cedera terutama terjadi pada atlet-atlet. Biasanya terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan zig--zag, pembalikan gerakan dan perubahan kecepatan secara tiba-tiba (percepatan-perlambatan).

Penanganan untuk cedera ACL berupa terapi non-operatif dan operatif. Terapi non-operatif dilakukan dengan menggunakan metode terapi seperti ultrasound dan diatermi, pemakaian brace lutut (alat penyangga lutut) serta program penguatan otot, sedangkan terapi operatif menggunakan metode rekonstruksi. Metode rekontruksi ini dilakukan menggunakan pencangkokan jaringan untuk mengembalikan fungsi seperti sebelumnya. Rekontruksi dilakukan ketika terapi non-operatif sudah tidak bisa menanganinya dan perlu untuk ditindak lanjuti. Pada kasus trauma lutut dengan hemartrosis pada anak-anak dan remaja, pemeriksaan radiologis perlu dilakukan terlebih dahulu. Setelah ditentukan bahwa tidak ada diagnosis seperti yang cukup serius, maka pemeriksaan fisik lutut dapat dilakukan.

Biasanya, dilakukan tes Lachmann dan tes pivot shift, keduanya dianggap akurat dalam mendiagnosis ACL. Tes Lachmann dilakukan untuk melihat pergeseran antara tungkai atas dan tungkai bawah, menunjukkan ketidakstabilan lutut. Selain kedua tes tersebut, pemeriksaan stabilitas tempurung lutut (patella) juga harus dilakukan karena banyak kasus dislokasi patella yang menyerupai cedera ACL. Selain itu, terdapat pemeriksaan penunjang Yaitu Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang memberikan gambaran jelas mengenai kerusakan jaringan lunak.

Setelah menyelesaikan pemeriksaan pemeriksaan sebelumnya, langkah selanjutnya merupakan pemeriksaan maturitas. Pemeriksaan maturitas merupakan hal sangat penting dalam mengevaluasi cedera ACL pada atlet muda. Maturitas merupakan salah satu faktor yang digunakan sebagai pertimbangan dalam rekonstruksi dan teknik yang akan digunakan pada pemeriksaan selanjutnya. 

Secara umum, tujuan dari rehabilitasi pasca operasi merupakan untuk mengembalikan gerakan normal sendi lutut dan memperkuat lutut yang telah melakukan rekonstruksi dengan tujuan dan penekanan yang berbeda pada setiap fasenya. Di mana fase awal lebih berfokus untuk mengatasi deficit ROM (Range of Motion) ektensi dan fleksi serta mengembalikan kekuatan otot. Lalu pada fase selanjutnya, rehabilitasi difokuskan dalam pengontrolan fungsi neuromuskular dan keseimbangan. Pada fase terakhir rehabilitasi bertujuan untuk mengembangkan penguatan fungsional pasien seperti pliometrik dan kelincahan, lari dan pembinaan awal olahraga spesifik. 

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera ACL salah satunya yaitu dengan melakukan stretching. Selain itu, pemasanasan neuromuscular dinilai dapat menurunkan angka kejadian cedera. Pemanasan neuromuscular ini merupakan pemanasan gabungan antara warm up dan stretching. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun