Mohon tunggu...
naylinniam
naylinniam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka suka

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gender dan Psikologi pada Cerpen Granville & Sadewa dalam Antologi Bulan Desember Karya Tenderlova

10 Desember 2024   10:49 Diperbarui: 10 Desember 2024   10:52 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam antologi Bulan Desember karya Tenderlova. Tenderlova sendiri seorang penulis yang dikenal karena karyanya yang penuh dengan emosi dan tema yang mendalam. Dua cerpen yang menonjol adalah Granville dan Sadewa. Keduanya mengangkat tema-tema yang dalam dan kompleks seperti cinta sejati, pengorbanan, penyesalan, dan trauma. Melalui karakter-karakternya, Tenderlova berhasil menggambarkan pergulatan emosional yang dihadapi oleh tokoh-tokohnya, serta isu-isu gender dan psikologis yang relevan.

Granville adalah kisah tentang cinta sejati dan pengorbanan. Mark Wilson, seorang jurnalis yang tinggal di Granville, Mark adalah tokoh utama yang digambarkan sebagai sosok yang peduli, penyayang, gigih, dan bertanggung jawab. Di sisi lain, Elana Maurene, yang dikenal sebagai Claire Parvine, adalah seorang wanita penghibur yang hidupnya penuh dengan cobaan. Meskipun kuat dan tabah, hidup Elana digambarkan berantakan, sebuah refleksi dari peran gender tradisional yang sering kali menempatkan wanita dalam posisi yang rentan.

Tokoh pendukung dalam cerita ini termasuk Johnny, kakak Mark yang tidak sabaran dan menentang hubungan Mark dengan Elana. Teman-teman Mark memberikan dukungan moral dalam perjuangannya untuk menyelamatkan Elana, sementara para pengunjung Granville memperkaya latar cerita dan memberikan gambaran tentang lingkungan tempat Eliana bekerja dan Mark berinteraksi.

Cerpen ini menggambarkan perjuangan Mark untuk menyelamatkan Elana dari kehidupan yang penuh cobaan. Tema ini sejalan dengan teori feminisme oleh Simone de Beauvoir yang dibahas dalam bukunya "The Second Sex". De Beauvoir membahas bagaimana wanita sering kali ditempatkan sebagai "yang lain" atau "the other" dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki. Wanita digambarkan sebagai objek, bukan subjek dari pengalaman mereka sendiri. De Beauvoir mengkritik stereotip gender yang mengikat wanita dalam peran tertentu dan membatasi kebebasan mereka. Ini terlihat jelas dalam cerita ketika Elana diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, dan hanya Mark yang membelanya, menunjukkan bagaimana Elana menjadi objek yang perlu diselamatkan.

Sadewa, di sisi lain, adalah cerita tentang penyesalan dan kehilangan. Aryo, karakter utama dalam cerpen ini, merasa terbebani oleh perasaan penyesalan dan rasa bersalah karena mengetahui jika kakaknya memilliki penyakit jantung yakni Sadewa. Sadewa digambarkan sebagai sosok yang keras kepala, altruistik, dan pekerja keras, sementara Aryo adalah karakter yang penuh penyesalan, emosional, introspektif, dan setia.

Alur cerita campuran ini menceritakan bagaimana Aryo memutuskan untuk ikut dengan Sadewa keluar dari rumah dan menjalani kehidupan di Jakarta hingga dewasa. Sadewa akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sekolah demi mencari penghasilan, namun terkena penyakit jantung. Aryo merasa sangat bersalah karena selama ini hanya Sadewa yang mencari penghasilan untuk menghidupi mereka. Untuk mengobati Sadewa, Aryo mulai mengikuti balapan liar agar dapat menghasilkan uang berobat kakanya. Di akhir cerita, Aryo bunuh diri dan mendonorkan jantungnya untuk Sadewa, dan kemudian Sadewa hidup bahagia dengan keluarga barunya.

Cerpen ini dapat dianalisis menggunakan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud. Konflik internal Aryo antara rasa bersalah dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta keluarganya mencerminkan konsep-konsep seperti alam bawah sadar, rasa bersalah, dan represi. Trauma dan penyesalan Aryo menggambarkan perjuangannya dalam menghadapi rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam.

Kedua cerpen ini menggambarkan bagaimana karakter-karakternya berjuang menghadapi cobaan hidup, baik dari segi gender maupun dari segi psikologis. Dengan menggunakan analisis gender dan teori psikoanalisis, kita dapat memahami lebih dalam kompleksitas yang dihadapi oleh masing-masing karakter. Cerpen-cerpen ini memperkaya pengalaman pembaca dengan memberikan wawasan tentang perjuangan, pengorbanan, penyesalan, dan cinta yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun