NAYLA TATSBITA/191241182
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Semua orang pasti sudah tidak asing dengan penyakit DBD. Informasi DBD atau demam berdarah dengue seringkali muncul di poster, internet dan lain lain, karena DBD merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti biasanya ditemukan di tempat tempat yang lembab, seperti genangan air, dan bak mandi.
Indonesia sendiri menjadi negara terbesar kedua yang memiliki riwayat demam berdarah lebih dari 120.000 orang, karena Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Berbagai upaya telah dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat, seperti memberikan penyuluhan. Akan tetapi, tantangan seperti perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan resistensi nyamuk terhadap insektisida menimbulkan hambatan dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah. Maka dari itu, masalah seperti ini harus mulai dari kesadaran diri sendiri. Seluruh masyarakat harus dihimbau untuk mengambil langkah-langkah preventif di lingkungan sekitar mereka, seperti menjaga selokan agar tidak ada air yang tergenang, menutup rapat tempat persediaan air, menguras tempat yang berkemungkinan menjadi pemicu tergenangnya air, memasang kasa dan kelambu nyamuk. Tanda dan gejala demam berdarah biasanya adalah demam tinggi di suhu kisaran 39 derajat Celcius dan akan bertahan selama 2 sampai 7 hari. Selain itu, DBD juga diiringi dengan keluhan sakit kepala, mual hingga muntah, nyeri di belakang mata, tulang, dan otot, muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit, serta radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum. Bahkan lebih parahnya ada juga orang yang diikuti dengan gejala mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam atau gelap hingga muntah darah. Setelah fase diatas, pengidap DBD akan memasuki fase kritis kurang lebih 2 sampai 3 hari. Pada fase ini pengidap DBD harus waspada karena bisa menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) bahkan kematian.
Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat adalah dengan pendidikan dan penyuluhan, upaya ini dilakukan untuk pendekatan edukatif, lalu upaya pengendalian vektor dengan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah dan sekolah, pemberian serbuk abate atau serbuk pembasmi jentik nyamuk di tempat yang beresiko terjadi genangan air, fogging atau pengasapan. Melaporkan kasus demam berdarah atau gejalanya merupakan tindakan yang sangat membantu petugas medis dalam mengatasi penyebaran penyakit demam berdarah ini. Semua usaha tersebut dilakukan guna menyadarkan masyarakat semua agar lebih peka terhadap lingkungan.
Demam berdarah adalah ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dengan langkah-langkah yang tepat dan keterlibatan aktif semua pihak, baik pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat, perlahan tetapi pasti dapat melawan dan mengurangi penyebaran penyakit mematikan ini. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bersih serta melapor jika ada gejala demam berdarah menjadi kunci dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan rakyat indonesia.
KATA KUNCI: Air, Demam Berdarah, Kesehatan Masyarakat, Lingkungan, Upaya.
Daftar Pustaka
Tim Medis Siloam Hospitals. (2024). Demam Berdarah Dengue (DBD) - Penyebab, Gejala, Pengobatannya.https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/demam-berdarah-dbd. [online]. (diakses tanggal 13 September 2024).
World Health Organization (WHO). (2024). Demam Berdarah dan Demam Berdarah Berat. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue. [online]. (diakses tanggal 13 September 2024).