Salah satu peristiwa bencana yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya adalah banjir. Banjir adalah salah satu peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir disebabkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.  Bencana banjir tergolong bencana alam yang hampir pasti akan terjadi pada setiap musim hujan. Banjir menimbulkan bencana karena adanya pengaruh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang dimaksud adalah pengaruh curah hujan dan air pasang (rob), sedangkan faktor manusia adalah pengaruh perilaku dan pengelolaan masyarakat terhadap alam serta lingkungannya yang antara lain mengakibatkan perubahan pada tata guna lahan.
   Batu, salah satu kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Jombang. Kota Batu merupakan wilayah yang sangat tampak terpengaruh perubahan iklim sehingga daerah tersebut rawan terhadap bencana banjir. Pada Kamis [4/11/2021] terjadi banjir bandang di kota batu yang tidak hanya merusak bangunan dan membuat warga mengungsi. Tetapi juga, merenggut beberapa korban jiwa. Banjir bandang sendiri menjadi salah satu bencana alam yang paling berbahaya. Hal tersebut karena terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba dan proses perendaman dengan muatan material berupa batu, kayu, dan lumpur.Â
   Berdasarkan penelitian yang dilakukan pemerintah di wilayah Malang dan Batu, penyebab terjadinya banjir bandang karena adanya alih fungsi hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Kondisi tersebut menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di Kota Batu. Daerah tersebut berada di daerah hulu yang dimana dataran itu miring karena merupakan daerah pegunungan atau dataran tinggi. Seharusnya jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman dengan akar yang dapat menguatkan tanah untuk mencegah erosi. Namun justru petani disana dibuat sebagai perkebunan sayur. Sehingga secara otomatis, akar tanaman tidak kuat untuk menampung air hujan dan disaat kondisi curah hujan tinggi, tingkat erosivitas meninggi dan terjadilah banjir.Â
 Â
   Faktor lain yang menjadi sebab terjadinya banjir bandang di Kota Batu ini adalah terjadi penyempitan badan sungai karena dibangun pembangunan perumahan warga di sekitar tepi sungai, yang awalnya ukuran sungai 10 meter menjadi 5 meter saja. Hal tersebut menyebabkan banjir akibat tidak mampu menampung air dengan baik di sungai karena kapasitas air yang masuk besar tetapi dengan aliran sungai yang kecil. Sehingga sebagai dampak, Kota Batu terancam mengalami krisis air. Sebab mata air di Kota Batu tersisa 50% saja dengan beberapa sumber yang sudah kritis debit airnya. Ancaman ini menjadi faktor salah satu urus tata ruang yang tidak beraturan. Tidak ada wilayah perlindungan wilayah esensial khususnya untuk wilayah hutan, lahan hijau dan kawasan mata air.Â
   Dinas Kementerian PUPR dan Dinas PU Kabupaten Kota Provinsi merancang berbagai solusi untuk menanggulangi banjir bandang sekaligus pencegahan bencana serupa di masa yang akan datang. Upaya yang dilakukan pertama adalah dengan mengembalikan tata guna lahan dengan memberikan sosialisasi kepada petani dan pemilik perkebunan agar tanaman tersebut terganti dengan tanaman yang mempunya akar yang kuat seperti tanaman bambu, tanaman kemiri, pohon beringin, dan lain lain sehingga tingkat erosivitas dapat menurun. Upaya yang kedua adalah mengembalikan kapasitas tampungan sungai dengan cara melebarkan sungai yang bisa dijadikan sebagai greenland.Â
Ada pula upaya yang dilakukan untuk meminimalisir korban yang sama kedepannya dengan mengadakan regulasi yang mengatur jarak aman pemukiman warga dari badan sungai dan menambahkan tinggi jagaan sungai dengan cara menaikkan elevasi tanggul kanan kiri sungai sehingga kapasitas tampungan sungai menjadi bertambah.Â
  Dengan demikian untuk keberlanjutan mendatang di kehidupan selanjutnya, dibutuhkan kerjasama antar instansi pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan bencana banjir ini secara kooperatif dan menyebarluaskan sosialisasi kepada masyarakat pada dampak-dampak yang terjadi apabila badan sungai dijadikan sebagai pemukiman. Juga pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan, pihak masyarakat maupun pemerintah dihimbau untuk lebih waspada akan bencana-bencana yang berpotensi terjadi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H