Kesehatan Mental Diera Digital
Tantangan dan Solusi dalam Perspektif Islam
Di era digital saat ini, kesehatan mental menjadi isu yang semakin penting, bahkan sampai ada yang mengakhiri hidupnya. Diantara penyebabnya bisa dari penggunaan media sosial dan teknologi yang bisa membawa dampak positif dan negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Apalagi banyak konten-konten yang non-faedah, yang bisa membuat orang-orang terlena dan mengikuti tren media sosial dan tidak menyadari kalua itu benar atau salah. Sebagai warga negara Indonesia kita bisa mengambil peran yaitu menangani permasalahan ini. Disini aku bakalan bahas tentang pentingnya Kesehatan mental di era digital dalam perspektif islam.
Dalam konteks ini, Islam menawarkan panduan untuk menjaga keseimbangan mental dan spiritual. Tetapi sebelum lanjut kita bahas terlebuh dahulu mengenai dampak media sosial seseorang. Media sosial dapat meningkatkan perasaan cemas, depresi, dan rendah diri. Sebenarnya media sosial memiliki fungsi yang sangat bermanfaat dikehidupan sehari-hari, seperti sebagai fasilitasi untuk berhubungan dalam interaksi sosial antara seseorang. Media sosial memungkinkan seseorang untuk berbagi informasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dalam macam-macam bentuk, seperti teks, gambar, video, dan lainnya.
Oleh karena itu, media  sosial dapat dianggap sebagai alat yang menghubungkan orang-orang, yang memungkinkan mereka untuk membangun dan memperkuat hubungan sosial. Namun, media sosial memiliki dampak buruk, seperti dalam penggunaan media sosial. Salah satu kejadian yang terjadi di kalangan anak muda adalah meningkatnya isu gangguan mental. Dampak buruk media sosial terhadap perilaku remaja sangatlah mengkhawatirkan, mereka menjadi sangat tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, terutama hubungan mereka dengan orang tua. Para orang tua saat ini pastinya kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka, apalagi mengharapkan mereka untuk membantu pekerjaan rumah.
Media sosial juga membuat penggunanya merasa kurang termotivasi dalam belajar dan dengan lamanya mereka sosial media mereka pastinya akan sangat sulit untuk mengatur waktu dan banyak menghabiskan waktu dengan media sosial. Mereka lebih memilih mengungkapkan frustasi mereka dimedia sosial, ketimbang mengungkapkan keluh kesah dengan orang tuanya.
Seperti artikel yang pernah aku baca, Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam menginformasikan bahwa alQuran itu berisikan aspek penyembuhan gangguan mental. Seperti pada Surah Yunus 57: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". Dari ayat ini kita dapat ambil hikmah bahwa dengan Al Qur'an lah semua permasalahan seperti kesedihan, keraguan dll, itu semua bisa diobati dengan al qur'an yang dapat membantu menyembuhkan dan menenangkan hati. diayat ini juga menekankan bahwa Al Qur'an, bukan sekedar petunjuk saja, tetapi juga sebagai rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman.
Kita bisa menjaga kesehatan mental dengan cara pembatasan penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi stress. Seringkali kita mendapati perbandingan sosial yang dimana kita bisa membandingkan kehidupan kita dengan apa yang ditampilkan orang tersebut. Kedua, dala  menjaga kesehtan mental, bisa juga dengan berolahraga dengan manffat olahraga tidak hanya menyehatkan badan, tetapi juga dengan mental. Dengan berolahraga bisa menjadi bentuk syukur kita atas ni'mat yang Allah berikan kepada kita.Sekarang kita masuk cara menjaga kesehatan dalam perspektif islam. Seperti artikel yang pernahku baca, didalam ajaran Islam memberikan tuntunan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitan hidupnya, seperti dengan cara sabar dan shalat, dalam firman Allah Swt dalam al-Qur`an yang menegaskan sebagai berikut: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orangorang yang sabar ". (QS Al Baqarah ayat 153).
Pada umumnya sabar sering diartikan sebagai keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, serta keuletan menghadapi cita-cita. Atau dengan Qur'an surah Ar Ra'ad ayat 28 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati merekalah menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram". Sudah menjadi fitrah manusia memiliki rasa ingin menyembah sesuatu, oleh karna itu disaat seseorang menjauh dari Tuhanya (Allah) dia akan merasakan kekurangan karna tidak sesuai fitrah seorang manusia. Dengan menjaga hubungan dengan Allah sama saja kita menjaga Kesehatan mental kita sendiri.
Menjaga hubungan kita dengan Allah bisa dengan perbanyak doa, dzikir, sholat, berpuasa sunnah, membaca Al Qur'an, dan perbanyak amal sunnah lainya. Apa sih hubungan antar sholat, doa, dzikir dll, dalam menjaga Kesehatan mental? Pastinya ada. Semisal sholat, saat kita mendirikan sholat dengan menembil air wudhu, niat yang Ikhlas, gerakan yang tidak terlalu cepat maka akan mendatangkan kekhusyukan dan tenangan, dan ini akan menjadi terapi tersendiri bagi jiwa kita. Dengan kata lain, jiwa akan tenang jika shalat dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Melalui shalat, kepribadian seseorang akan terbimbing dalam menyikapi berbagai persoalan kehidupan.
Begitu juga dengan dzikir, dengan membaca dzikir kita akan menjadi tenang dan tentram. ada pila dengan membaca al qur'an, membaca al qur'an dengan disertai mentadabburi setiap bacaan ayat dapat membimbing jiwa agar ikhlas beramal dan tawadhu dalam bersikap, Membaca Alquran disertai mentadabburi setiap bacaan ayat dapat membimbing jiwa agar ikhlas beramal dan tawadhu dalam bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran, dengan ini kita bisa menjaga Kesehatan mental kita.
Kamu juga bisa masuk  komunitas-komunitas dan hubungan sosial yang bisa saling mengingatkan dan saling mendukung. Juga berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman dapat membantu mengatasi perasaan cemas dan kesepian. Hal ini sesuai dengan ajaran tentang silaturahmi.
Dengan semua penjelasan tadi kitab isa ambil Kesimpulan bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai naluri beragama (gharizah tadayyun). Ajaran islam juga mengajarkan bahkan mewajibkan manusia untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain, alam, dan pastinya Allah SWT.