Mohon tunggu...
Nayla Maghfira Jusmal
Nayla Maghfira Jusmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca novel atau karya-karya fiksi lainnya, saya juga senang mendengarkan musik dan genre yang paling saya sukai adalah kpop. Saya seorang pribadi yang pendiam dan cenderung pemalu. Topik konten yang saya sukai yaitu sosial, psikologi, hiburan dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan terhadap Perundungan di Kalangan Pelajar

19 April 2024   15:30 Diperbarui: 20 April 2024   07:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buli bagaikan monster tak kasat mata yang merenggut rasa aman dan kebahagiaan seseorang. Menyuarakan kesetaraan dan keadilan terhadap buli merupakan panggilan moral yang mendesak dalam era dimana kasus-kasus penindasan, intimidasi, dan pelecehan semakin meluas di berbagai lapisan masyarakat dan platform online. Buli tidak hanya menghancurkan kepercayaan diri dan kesejahteraan mental individu yang menjadi korban, tetapi juga merusak fabric sosial secara keseluruhan. 

Belakangan ini, terjadi lonjakan kasus pembulian di kalangan pelajar dalam dunia pendidikan. Banyak dari para pelaku pembulian semakin berani dan secara terang-terangan menindas korban mereka. Tidak jarang dari para pelaku bahkan merekam aksi penindasan tersebut dan mengunggahnya di media sosial untuk memamerkan dan memperagakan tindakan mereka seolah-olah sebagai tindakan yang kuat dan berkuasa. 

Dampak dari pembulian ini sangat merugikan para korban karena meninggalkan luka-luka emosional serta trauma yang mendalam. Meskipun beberapa kasus telah ditindaklanjuti, seringkali penyelesaiannya berujung damai tanpa memberikan sanksi sosial yang signifikan bagi pelaku pembulian untuk membuat mereka jera. Hal ini tentu tidak adil bagi para korban, mereka harus berjuang keras untuk pulih dari trauma yang diakibatkan oleh pembulian tersebut, sementara pelaku seringkali lolos dengan sanksi yang minim, bahkan hanya berupa nasihat atau peringatan ringan.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman dan bebas buli bagi para pelajar, terkadang tidak lagi bisa diandalkan. Tidak sedikit guru bersikap acuh tak acuh menanggapi masalah terkait pembulian dan seringkali menganggapnya sebagai "candaan antar teman". 

Para korban buli terbungkam dalam ketakutan karena tidak adanya kekuatan untuk melawan sang pelaku buli. Rasa malu, terancam, intimidasi membuat para korban enggan untuk bersuara memperjuangkan keadilan nya. Hal ini tentu perlu diatasi dengan adanya dukungan dari orang tua dan teman sebaya kepada korban buli sebagai bentuk pemberian rasa aman dan nyaman sehingga korban memiliki keberanian untuk melawan dan mengungkap pembulian yang di alaminya.

Selain itu, diperlukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembulian. Banyak dari para pelaku yang lolos dari hukuman karena masih di bawah umur/pelajar. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, pemerintah perlu membuat kebijakan yang menegaskan bahwa pelaku pembulian akan ditindak sesuai hukum, tanpa memandang usia mereka untuk memberikan efek jera yang lebih kuat. 

Upaya penegakan hukum yang tegas ini, mencakup penanganan serius oleh aparat penegak hukum seperti kepolisian dan lembaga pengadilan, serta penerapan sanksi yang sesuai dengan tingkat keparahan tindakan yang dilakukan oleh pelaku buli. Hal ini penting untuk menciptakan sistem yang adil dan memberikan perlindungan kepada korban pembulian serta mencegah terjadinya tindakan kekerasan serupa di masa depan.

Melawan buli bukan hanya tugas korban dan orang-orang terdekatnya, tetapi juga tanggung jawab bersama. Kita perlu membangun generasi yang berani melawan ketidakadilan, berani menyuarakan pendapatnya, dan berani melindungi mereka yang lemah. Kita harus membentuk generasi yang peduli dan memiliki empati terhadap sesama. Mari bersama-sama mengubah stigma dan ketakutan menjadi keberanian untuk melawan buli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun