Mohon tunggu...
Nayla Halimatus Sadiyah
Nayla Halimatus Sadiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Mahasiswa S1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Demokrasi dan Kemunduran Demokrasi

16 Januari 2025   11:53 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

NAYLA HALIMATUSSADIYAH
FISIP PRODI ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Krisis demokrasi dan kemunduran demokrasi merupakan tema yang penting dalam kajian politik kontemporer. Fenomena ini dapat dipahami sebagai terjadinya penurunan kualitas dan efektivitas sistem demokrasi yang telah terbukti membawa banyak kemajuan sosial dan politik di banyak negara.
KRISIS DEMOKRASI  
Krisis demokrasi sering terjadi ketika prinsip-prinsip dasar demokrasi, seperti kebebasan berbicara, keadilan hukum, dan partisipasi rakyat, mulai terancam. Di beberapa negara, kita menyaksikan meningkatnya populisme, polarisasi politik yang tajam, dan ketidakpercayaan terhadap lembaga-lembaga negara yang seharusnya menjaga keseimbangan dan keadilan. Di samping itu, banyak negara menghadapi tantangan besar terkait manipulasi informasi dan pengaruh asing dalam proses pemilu, yang semakin mengikis integritas demokrasi.
KEMUNDURAN DEMOKRASI
Kemunduran demokrasi lebih merujuk pada perubahan sistem politik yang lebih otoriter, meskipun secara formal negara tersebut masih mengklaim sebagai negara demokrasi. Ini bisa terjadi karena adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah yang terpilih, pembatasan kebebasan sipil, atau manipulasi institusi demokratis. Contoh konkret dari kemunduran demokrasi adalah peningkatan pengawasan massal, persekusi terhadap kelompok oposisi, dan penutupan ruang publik bagi diskursus politik yang sehat.
Penyebab Krisis dan Kemunduran Demokrasi
1.Kehilangan Kepercayaan Publik: Ketika rakyat merasa bahwa suara mereka tidak didengar atau sistem demokrasi tidak memberikan keadilan, mereka cenderung meragukan legitimasi sistem tersebut.
2.Polarisasi Sosial dan Politik: Ketidakmampuan partai-partai politik untuk berkompromi dan menyelesaikan perbedaan dengan cara yang konstruktif memperburuk polarisasi. Ini menyebabkan ketegangan sosial yang berpotensi merusak stabilitas demokrasi.
3.Teknologi dan Informasi: Penyebaran disinformasi dan berita palsu melalui media sosial membuat masyarakat semakin terpecah dan bingung, merusak kualitas debat publik dan pemahaman politik.
4.Kemunduran Institusi Demokrasi: Dalam beberapa kasus, pemerintah mengubah atau merusak lembaga-lembaga yang seharusnya independen (seperti peradilan atau badan pemilu) untuk mengamankan kekuasaan mereka, menciptakan rezim yang kurang transparan dan otoriter.

Pemulihan demokrasi memerlukan upaya kolaboratif dari masyarakat sipil, partai politik, dan pemerintah untuk memperkuat institusi demokratis, meningkatkan pendidikan politik, dan memastikan transparansi dalam pengelolaan negara. Selain itu, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas debat publik dan melawan disinformasi, meskipun tantangan ini juga memerlukan regulasi yang bijaksana agar tidak mengganggu kebebasan berekspresi. Secara keseluruhan, krisis dan kemunduran demokrasi adalah tantangan besar yang harus dihadapi dengan keseriusan. Jika tidak diatasi, dampaknya bisa jauh lebih luas,  merusak prinsip-prinsip kebebasan dan keadilan yang selama ini menjadi fondasi negara demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun